
SURABAYA (Lenteratoday) - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan sempat meninggalkan Moskow saat bos pasukan bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, akan melakukan kudeta pada pekan lalu. Namun, rencana kudeta tersebut akhirnya batal.
Newsweek melaporkan bahwa mantan oligarki Rusia yang kini melarikan diri dari Rusia, Mikhail Khodorkovsky, mengaku memantau pergerakan Putin ketika Prigozhin berencana melakukan pemberontakan pada 24 Juni.
Khodorkovsky mengaku mendapat informasi dari salah satu kontaknya, bahwa Putin langsung meninggalkan Moskow menggunakan pesawat begitu tahu rencana Prigozhin. Ia juga menduga bahwa Putin sempat bersembunyi di kediamannya yang lain di Valdai antara Provinsi Tver dan Novgorod, Rusia. Kediamannya itu berjarak sekitar 402 kilometer dari Moskow.
Ketidakhadiran Putin saat rencana pemberontakan sempat memicu spekulasi tentang keberadaan orang nomor satu Rusia itu. Informasi dari kontak Khodorkovsky pun menjadi indikasi terbaru dari sejumlah sumber, termasuk data pelacakan pesawat, bahwa Putin tidak berada di Moskow saat itu.
"Kami memantau Putin saat itu. Tampak sekali bahwa ia memang meninggalkan Moskow dan kemungkinan besar kabur ke kediamannya di Valdai," ucap Khodorkovsky kepada Newsweek dikutip dari cnnindonesia, Kamis (6/7/2023).
Untuk diketahui, Khodorkovsky pernah menjabat sebagai direktur eksekutif perusahaan energi Rusia, Yukos. Ia kemudian mendekam di penjara selama satu dekade karena melancarkan kritikan terhadap pemerintah Rusia.
Pria yang kini berusia 60 tahun itu merupakan sosok yang menginginkan demokrasi terbuka di Rusia. Khodorkovsky juga kerap mengkritik pemerintah Rusia yang dianggapnya sangat korup. Ia kemudian diampuni Putin pada 2013. Kebijakan itu tak lantas membuat Khodorkovsky bungkam untuk mengkritik pemerintahan Putin.
Khodorkovsky sempat dituduh sebagai agen mata-mata asing sehingga ia memilih kabur dari Rusia. Meski demikian, ia mengaku masih memiliki kontak dengan salah satu anggota Biro Keamanan Federal Rusia (FSB) hingga kini. (*)
Sumber : cnnindonesia | Editor : Lutfiyu Handi