TEL AVIV (Lenteratoday) -Penggunaan kekuatan berlebih pada pengunjuk rasa oleh pemerintah mendorong Kepala Polisi Tel Aviv, Ami Eshed, untuk mengundurkan diri.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi yang dikutip Reuters pada Kamis (6/7), Eshed mengatakan dia tidak dapat memenuhi harapan pejabat pemerintah, yang menurutnya telah melanggar semua aturan dan secara terang-terangan ikut campur dalam pengambilan keputusan profesional.
Ia berhenti karena ada intervensi politik dari pemerintahan PM Benjamin Netanyahu.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, sebelumnya menuntut tindakan keras terhadap para pendemo yang menolak perombakan sistem peradilan Israel.
Namun, Eshed tidak bisa mengikuti tuntutan Ben-Gvir. Eshed mengatakan, dirinya tidak dapat memenuhi harapan dari "eselon menteri".
Ia tidak menyebut secara eksplisit menteri yang membuat dirinya memutuskan keluar dari kepolisian adalah Ben-Gvir.
Namun, ia mengatakan menteri itu telah melanggar semua aturan dan secara terang-terangan ikut campur dalam pengambilan keputusan profesional kepolisian.
"Saya dapat dengan mudah memenuhi harapan ini dengan menggunakan kekuatan yang tidak masuk akal yang akan memenuhi ruang gawat darurat Ichilov (rumah sakit Tel Aviv) di akhir setiap protes," kata Eshed dikutip dari Reuters.
"Untuk pertama kalinya dalam tiga dekade pelayanan, saya menemukan kenyataan yang tidak masuk akal di mana memastikan ketenangan dan ketertiban bukanlah yang dituntut dari saya, tetapi justru sebaliknya," jelas dia.
Mundurnya Eshed sebagai Komandan Polisi Tel Aviv disambut suka cita oleh para pendemo. Ratusan pengunjuk rasa yang membawa bendera Israel meneriakkan demokrasi.
Beberapa massa bahkan memblokir jalan raya utama, menyalakan api dan berhadapan dengan polisi dengan menunggang kuda (*)
Editor: Arifin BH, mengutip Reuters
.jpg)
