18 April 2025

Get In Touch

Langkah Strategis BPBD Kabupaten Malang Antisipasi Kekeringan dan Kebakaran Hutan

(ilustrasi) Penanganan Karhutla oleh BPBD Kabupaten Malang (Dok. BPBD Kabupaten Malang)
(ilustrasi) Penanganan Karhutla oleh BPBD Kabupaten Malang (Dok. BPBD Kabupaten Malang)

MALANG (Lenteratoday) - BPBD Kabupaten Malang mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi potensi kekeringan dan kebakaran hutan yang diprediksi dapat terjadi di wilayahnya, selama musim kemarau ini.

Kalaksa BPBD Kabupaten Malang, Nor Fuad Fauzi, mengatakan kondisi iklim yang diprediksi terdapat fenomena El-Nino, akan mencapai puncaknya pada akhir Agustus hingga September 2023 mendatang. Hal tersebut menurutnya, dapat menimbulkan kekhawatiran akan potensi kekeringan di sejumlah wilayah.

"Untuk saat ini, memang kami lagi mendata dan sudah menyurati pada teman-teman baik dari desa maupun kecamatan, terkait potensi daerah yang kekeringan, termasuk jumlah KK dan penduduk yang berada di wilayah yang berisiko," ujar Fuad, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (19/7/2023).

Fuad menambahkan, salah satu upaya yang diambil BPBD untuk mengatasi masalah kekeringan yang dapat terjadi nanti, yakni dengan melakukan koordinasi bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengamankan pasokan air bersih. Selain itu, menurutnya, BPBD Kab Malang juga telah menyiapkan beberapa tandon air bersih dan tanki dari berbagai sumber, termasuk Cipta Karya dan PDAM, untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat jika terjadi krisis kekeringan.

(ilustrasi) Penanganan Karhutla oleh BPBD Kabupaten Malang (Dok. BPBD Kabupaten Malang)

"Tapi mulai tahun 2019 sampai saat ini, masih belum pernah terjadi kekurangan air bersih. Tapi kami sudah koordinasi dan tetap menyiapkan beberapa tandon air bersih, beberapa tanki dari BPBD, Cipta Karya, PDAM, untuk meminimalisir," tegas Fuad.

Tak hanya kekeringan, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga menjadi ancaman yang diprediksi dapat melanda beberapa wilayah di Kabupaten Malang. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menyatakan bahwa 26 dari total 33 kecamatan di wilayahnya, diprediksi berpotensi mengalami karhutla.

"Jadi luas ancaman bencana karhutla, itu diprediksi berpotensi di wilayah kecamatan Ampelgading, Bantur, Dampit, Dau, Donomulyo, Gedangan, Jabung, Kalipare, Karangploso, Kasembon, Kromengan, Lawang, Ngajum, Ngantang, Pagak, Pakisaji, Poncokusumo, Pujon, Sumbermanjing Wetan, Singosari, Tirtoyudo, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, dan Wonosari," ujar Dono, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular.

Sebelumnya, Dono menjelaskan bahwa karhutla merupakan kebakaran permukaan yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan mengancam keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam mencegah ataupun menghadapi ancaman bencana tersebut, BPBD Kabupaten Malang, sambungnya, telah menyiapkan berbagai langkah pencegahan dan pemadaman karhutla.

Lebih lanjut, langkah-langkah tersebut diantaranya, termasuk pada peningkatan patroli dan pengawasan di wilayah-wilayah yang berisiko, penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat untuk tidak membakar sembarangan, serta kesiapan sarana dan prasarana pemadaman kebakaran hutan.

"Kemudian selain itu, kami juga akan mengaktifkan Pos Komando Penanganan Keadaan Darurat Bencana Karhut, untuk menghadapi kebakaran yang terjadi secara selektif dan prioritas. Jadi upaya pencegahan, sosialisasi, dan tanggap darurat ini akan terus dilakukan. Sehingga nanti harapannya dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul akibat bencana itu," tegas Dono.

Di sisi lain, berkaca dari bencana kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Malang di tahun 2019 silam. Dono menyebutkan setidaknya terdapat 9 kecamatan yang telah diprediksi terdampak kekeringan di musim kemarau ini. Diantaranya yakni, Jabung, Donomulyo, Singosari, Sumbermanjing Wetan, Kalipare, Lawang, Sumberpucung, Pagak, dan Bantur.

Namun, diakhir pihaknya menyampaikan bahwa hingga saat ini, BPBD Kabupaten Malang masih belum menetapkan status keadaan darurat pada 9 wilayah tersebut. "Kita belum menetapkan status keadaan darurat bencana kekeringan. Tapi untuk kesiapan armada truk tangki air bersih, itu sudah kami persiapkan," pungkasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.