20 April 2025

Get In Touch

Gagal Penuhi Pagu PPDB 2023, 5 SMPN di Jombang Kekurangan Siswa Baru

Kepala Disdikbud Jombang, Senen.(sutono).
Kepala Disdikbud Jombang, Senen.(sutono).

JOMBANG (Lenteratoday) - Sebanyak 5 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Jombang kekurangan siswa pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023. Kelima SMPN tersebut gagal memenuhi pagu yang disediakan. Bahkan ada yang hanya mampu menyerap siswa baru tidak sampai 50 persen dari pagu yang disediakan.

Adapun lima SMPN yang kekurangan siswa baru tersebut adalah di SMPN 1 Plandaan, SMPN 2 Wonosalam, SMPN Satu Atap Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, SMPN Satu Atap Pengampon Kecamatan Kabuh, dan SMPN Satu Atap Jipurapah di Kecamatan Plandaan, Jombang

"Total kelima SMPN tersebut kekurangan 145 siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Senen, pada Kamis (20/7/2023) .

Menurutnya, kelima SMPN yang kekurangan siswa itu berlokasi di daerah pinggiran, jauh dari permukiman. "Padahal, terhadap kelima sekolah tersebut juga sudah dilakukan pendaftaran tahap kedua, yang disebut tahap pemenuhan pagu. Tapi hasilnya, tetap belum memenuhi harapan," kata Senen.

Pada PPDB online SMPN di Jombang, terdapat 48 SMPN yang membuka penerimaan siswa baru. Untuk tahap utama berlangsung 2 Mei-28 Juni lalu. Kemudian tahap pemenuhan pagu terhadap lima SMPN, dilakukan pada 7 dan 8 Juli.

Sampai pada penutupan, baik yang utama maupun tahap pemenuhan pagu, 48 SMPN tersebut menerima 10.385 siswa baru. Untuk 5 SMP negeri tadi tetap gagal memenuhi pagu, yakni 32 siswa baru per kelas atau rombongan belajar (Rombel).

Dikatakan Senen, selain keberadaan sekolah di daerah pinggiran jauh dari pemukiman, faktor lain yang membuat pagu tidak memenuhi kuota yakni adanya penambahan rombel.

“Seperti di SMPN 1 Plandaan, di sana dibuka dua Rombel,” ujar mantan Camat Wonosalam Jombang ini.

Jika tahun lalu SMPN 1 Plandaan hanya satu Rombel, kini ada inisiatif penambahan Rombel. Untuk dua Rombel yang semestinya di isi 64 siswa, tapi hanya mendapatkan 31 siswa.

“Artinya di sini masih kekurangan 33 siswa,” beber Kadisdikbud Jombang ini.

Kekurangan murid juga terjadi di SMPN 2 Wonosalam. Dari pagu dua rombel yang tersedia, hanya terisi 31 siswa terdaftar, sehingga kekurangan 33 siswa. Kondisi di sekolah itu hampir setiap tahun terjadi.

“Kalau ini memang setiap tahun jauh dari pagu yang kita tetapkan,” terang mantan kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ini.

SMPN Satu Atap Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam juga Terjadi kekurangan anak didik. Di sana, dua Rombel hanya mendapat 42 siswa. Masih kekurangan 22 siswa dari jumlah siswa berdasar pagu 64 siswa.

Kemudian, sambung Senen, di SMPN Satu Atap Pengampon, Kecamatan Kabuh, dibuka dua Rombel tapi tahun ini hanya mendapat 23 siswa, artinya masih kekurangan 41 siswa. “Di sana ya sama, faktor kondisi geografis,” imbuh Senen.

Senen berpandangan, salah satu solusi dari pagu yang selalu kurang tidak lain adalah meningkatkan kualitas pendidikan.

Bagi Senen, ketika kualitas pendidikan bagus walaupun jarak yang ditempuh jauh, sekolah tersebut akan tetap menjadi primadona dan rujukan siswa maupun wali murid.

“Kebijakan yang diambil, tentunya kita ingin ditingkatkan kualitasnya sehingga harapan kami dari Kepala Sekolah dan Guru yang selama ini kekurangan siswa, kami yakin ketika kualitas pembelajaran ditingkatkan insyaallah akan menjadi daya tarik masyarakat walaupun jaraknya agak jauh,” kata dia.

Untuk saat ini, 10.385 siswa baru di 48 SMPN tersebut sedang menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai sejak 17 Juli dan berakhir 22 Juli lusa.(*)

Reporter : Sutono | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.