
SURABAYA (Lenteratoday) - Anggota Komisi VII DPR RI Bambang DH berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Sayuran (tomat dan terong) di Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, pada Minggu, (30/07/2023).
Pelatihan dengan 200 peserta ini mengusung tema "Peningkatan Kapasitas Pengguna Riset dan Inovasi untuk Masyarakat". Pemateri adalah Sunarmani, peneliti ahli utama pada Pusat Riset Agroindustri BRIN. Acara ini bertujuan sebagai bentuk abdi inovasi dan perluasan riset untuk kebermanfaatan masyarakat.
Dari topik pelatihan hari ini, Anggota Komisi VII DPR RI Bambang DH mengungkapkan, pelatihan ini penting diberikan bagi para peserta, karena merupakan upaya memahamkan peserta dalam mengolah dan menyajikan makanan.
"Hari ini pelatihan terkait dengan sayur. Ada bahan terong, tomat, dan nanti narasumber akan menjelaskan nilai gizinya, tomat apa saja, terong apa saja, juga ada bahan-bahan lain yang disiapkan," tutur Bambang.
Bambang DH melanjutkan, pada dasarnya ia ingin memberikan pelatihan bagaimana mengolah bahan makanan yang baik, menjadi makanan siap saji yang juga lebih baik. Sehingga ia menegaskan, jangan sampai kandungan bahan yang baik namun proses pengolahannya salah, kualitas masakannya akan tidak baik.
"Saya berharap setelah pelatihan ini peserta bisa lebih baik mengolah bahan-bahan sehingga optimal kualitasnya," lanjutnya.
Sunarmani dalam materinya menyampaikan terkait manfaat tomat dan terong, kandungan tomat dan terong, syarat PIRT untuk produk, fungsi kemasan, bahan dan pengolahan produk diantaranya selai tomat dan terong, saus tomat, jus tomat, manisan terong, selai terong, dan juga jus terong.
Setelah menyampaikan materi, Sunarmani mengajak peserta untuk membuat 3 menu sekaligus, yaitu selai tomat, jus terong mix nanas, dan saus tomat. Para peserta utamanaya ibu-ibu antusias mempraktikkan. Dalam sesi ini, proses memasak juga ditampilkan di layar proyektor, sehingga seluruh peserta dapat menyaksikan prosesnya meski tak terjun langsung untuk mempraktikkan.
Diyah Puspitasari, peserta asal Gubeng menceritakan pengalamannya setelah mengikuti pelatihan ini. Ia mengaku mendapatkan ilmu baru, serta inspirasi untuk menambah penghasilan bagi Ibu Rumah Tangga sepertinya.
"Senang sekali. Saya mohon kepada bapak Bambang DH, saya minta tambahan pelatihan, jadi nggak putus sampai sini aja," ungkapnya.
Ia berpendapat, jika peserta merasa terinspirasi oleh menu pada pelatihan ini, dan ingin membuka usaha, maka peserta juga membutuhkan pelatihan lain selain membuat menu-menu di pelatihan. Sehingga peserta jebolan pelatihan bisa memulai membuka usaha, dan dapat bermanfaat dengan cara membuka lowongan pekerjaan kepada orang terdekat dari pelatihan yang telah diikuti.
"Kalau kita praktik membuat makanan, ini sudah bisa jadi. Tapi kita juga pengin dibantu bagaimana cara pemasarannya, terus untuk packagingnya, jadi ada pelatihan tambahan, nggak hanya sekali," tutupnya. (*)
Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi