21 April 2025

Get In Touch

Di Depan Peserta Bimtek Keluarga Anti-Korupsi, Bupati Nganjuk: Integritas Dimulai dari Diri Sendiri

Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dalam acara bimbingan teknis (bimtek) dengan tema Mewujudkan Keluarga Anti Korupsi melalui Penanaman Nilai-Nilai Integritas di Pendopo KRT Sosrokoesomo, Kabupaten Nganjuk.l, Kamis (24/8/2023).(Abdilah/Lenteratoday)
Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dalam acara bimbingan teknis (bimtek) dengan tema Mewujudkan Keluarga Anti Korupsi melalui Penanaman Nilai-Nilai Integritas di Pendopo KRT Sosrokoesomo, Kabupaten Nganjuk.l, Kamis (24/8/2023).(Abdilah/Lenteratoday)

NGANJUK (Lenteratoday) –Korupsi terjadi karena adanya kesempatan yang dimiliki pemegang otoritas namun tidak dilandasi dengan integritas. Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengajak semua pihak berkolaborasi guna mewujudkan keluarga anti-korupsi.

"Semua harus memiliki komitmen kuat dalam diri mereka sendiri untuk secara aktif melawan korupsi," ujarnya saat membuka bimbingan teknis (bimtek) dengan tema Mewujudkan Keluarga Anti Korupsi melalui Penanaman Nilai-Nilai Integritas di Pendopo KRT Sosrokoesomo, Kabupaten Nganjuk.l, Kamis (24/8/2023).

Marhaen mengungkapkan bil inisiatif acara ini berasal dari Pemkab Nganjuk atas izin dan rekomendasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia. khususnya Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat

‘’Kita ingin mewujudkan keluarga anti-korupsi dan mengingatkan diri saya sendiri melalui penanaman integritas,’’ tegasnya.

Lebih lanjut, Marhaen menekankan pentingnya kolaborasi dengan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam upaya memerangi korupsi. Ia menyatakan bahwa kolaborasi ini harus melibatkan berbagai tingkatan, mulai dari Sekretaris Daerah (Sekda) beserta keluarganya, staf ahli, kepala OPD, hingga camat.

Selama acara, juga disoroti berbagai faktor yang berpotensi memicu korupsi, termasuk dari tingkat pimpinan, lingkungan keluarga, dan masyarakat secara umum. Marhaen menambahkan bahwa kesadaran akan hal ini juga berlaku bagi dirinya sendiri.

‘’Ini adalah komitmen kami untuk memberantas korupsi, ada beberapa variabel-variabel yang bisa menimbulkan korupsi mulai dari pimpinan, keluarga, masyarakat, termasuk dirinya sendiri,’’ tambahnya.

Selanjutnya, Firlana Ismayadin dari Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK RI memberikan pandangannya soal program Keluarga Berintegritas. Kegiatan ini telah ada sejak tahun 2022, dengan fokus di tingkat provinsi.

Ada tiga faktor utama yang mendasari. Pertama, hasil kajian KPK berbasis keluarga pada tahun 2018. Kedua, pada tahun 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan survei tentang integritas keluarga, yang juga menjadi landasan penting.

Terakhir, yaitu beberapa kasus tindakan korupsi yang ditangani oleh KPK seringkali melibatkan anggota keluarga. ‘’Beberapa kasus tindakan korupsi yang ditangani oleh KPK itu acap kali melibatkan keluarga, sehingga kami sekurang-kurangnya melaksanakan program bimbingan teknis,’’ jelasnya.

Firlan menekankan acara ini merupakan sebuah gerakan yang perlu digelorakan dalam seluruh lini masyarakat. KPK tidak dapat melaksanakan tugas ini sendirian Kolaborasi diperlukan, termasuk melibatkan motivator keluarga dan psikolog keluarga, untuk memperluas perspektif kasus korupsi sehingga bisa mendapatkan pemahaman yang lebih luas.

Saat ini, KPK tengah mempromosikan pemberantasan korupsi melalui pendekatan trisula pemberantasan korupsi. Pertama, pendidikan menjadi pilar penting dalam upaya ini. Kedua, pencegahan yang melibatkan perbaikan sistem juga menjadi komponen yang signifikan.

Yang terakhir adalah penindakan, yang menjadi tindakan akhir jika upaya pendidikan dan pencegahan tidak berhasil. Dengan pendekatan ini, KPK berusaha untuk menggencarkan langkah-langkah nyata dalam mengatasi korupsi dari berbagai sudut pandang.

‘’KPK sekali lagi tidak bisa sendirian tidak yang paling paham tentang keluarga jadi membutuhkan kolaborasi,’’ tambahnya.

Firlana juga mengungkapkan bahwa KPK memiliki target ambisius untuk mencapai tahun 2045, yang menandai seratus tahun Indonesia merdeka, dengan visi agar bangsa ini menjadi lebih baik dan bebas dari korupsi. Hal ini menjadi semakin penting mengingat pada tahun 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi yang besar. Masa depan karakter para penerus bangsa akan sangat ditentukan oleh pola asuh keluarga yang diterapkan saat ini.

Ia menyoroti bahwa siapa pun yang akan menjadi pemegang kekuasaan di masa mendatang harus memiliki integritas yang kuat. Selanjutnya, kita juga tidak akan tahu jika yang jadi pemimpin berasal dari keluarga terdekat kita. Oleh karena itu, Ia menekankan pentingnya menjaga integritas dan nilai-nilai anti korupsi dalam lingkungan keluarga, karena dari sanalah akar-akar pribadi yang kuat dan berintegritas akan tumbuh. Dalam konteks ini, peran keluarga menjadi faktor kunci dalam membentuk pemimpin masa depan yang jujur, adil, dan berkualitas.

"Karena tidak ada yang tahu pemegang kekuasaan nanti ada di rumah-rumah kita,’’ pungkasnya.(*)

Reporter : Abdillah Qomaru/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.