21 April 2025

Get In Touch

Soal LRT Gangguan, Jokowi: Jangan Bully Produk Kita, Siapa Lagi yang Mau Bangga

Soal LRT Gangguan, Jokowi: Jangan Bully Produk Kita, Siapa Lagi yang Mau Bangga

JAKARTA (Lenteratoday)-Presiden Jokowi turut berkomentar soal gangguan yang dialami LRT Jabodebek. Moda transportasi ini mengalami masalah kelistrikan selang dua hari setelah diresmikan Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa sejak awal dia berkali-kali mengungkapkan mengenai kali pertamanya Indonesia mencoba transportasi kereta tanpa masinis.

"Jadi saya ulang lagi, kalau kita tidak berani menggunakan produk dalam negeri untuk dalam hal ini LRT, kapan kita akan mencoba," ujar Jokowi usai membuka acara Rakernas HIPMI, Kamis (31/8/2023).

Jokowi mengatakan, segala kekurangan yang masih ada pada teknologi LRT merupakan hal yang harusnya menjadi koreksi. Ia mengajak masyarakat buat tak merundung permasalahan tersebut.

"Bahwa ada kekurangan itu kita akan evaluasi. Jangan mem-bully produk kita sendiri, siapa lagi yang mau bangga kalau enggak kita sebagai pemakai," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, teknologi perkeretaapian sekelas Shinkansen, kereta Jepang pun, bahkan butuh puluhan tahun untuk menjadi sebagus saat ini.

"Kalau kita enggak berani memulai, dan setiap ada kekurangan kita langsung bully, orangnya kan enggak berani mencoba membuat sesuatu. Enggak akan," tegasnya.

Deretan Masalah LRT

Operasional kereta lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek dilaporkan mengalami gangguan pada hari ketiga sejak dibuka untuk umum. Gangguan terjadi di Stasiun Cikunir 1 dan Stasiun Halim pada dua rangkaian kereta LRT yang berbeda.

Pintu rusak

Manajer Humas LRT, Kuswardoyo, mengatakan, gangguan pada kereta LRT di Stasiun Cikunir 1 terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Rabu, 30 Agustus 2023. Setelah berangkat dari Stasiun Jatimulya, Bekasi, kereta tanpa masinis itu harus terhenti di Stasiun Cikunir 1 karena ada masalah pada pintu kereta.

"Sekitar jam 08.00 WIB, LRT yang berangkat dari Jatimulya itu menuju Dukuh Atas berhenti di Stasiun Cikunir 1. Pada saat itu terjadi gangguan pada pintu kereta," kata Kuswardoyo.

Kerusakan pintu kereta yang berfungsi secara otomatis membuat kereta tidak bisa beroperasi. "Ketika terjadi gangguan pada pintu kereta maka otomatis kereta tidak akan bisa beroperasi, karena sudah diatur by system semuanya," jelasnya.

Mati Listrik

Mati listrik terjadi pada rangkaian kereta LRT lain saat memasuki Stasiun LRT Halim, Jakarta Timur. Di kereta itu, pendingin ruangan dan lampu kereta padam. Menurut Kuswardoyo, insiden tersebut disebabkan gangguan pada pembangkit listrik LRT atau Traction Power Supply Substantion (TPSS).

Gangguan yang terjadi mengakibatkan matinya aliran listrik dan mengganggu operasional LRT. Kuswardoyo mengungkapkan, LRT Jabodebek sudah dua kali ada gangguan pagi ini yakni pintu rusak dan listrik mati.

"Jadi kalau di Halim itu terjadi gangguan pada pembangkit listriknya, TPSS yang ada. Lalu terjadi pula gangguan sehingga TPSS-nya drop. Namun sekarang sudah kembali beroperasi normal," ujarnya.
Kereta yang mengalami gangguan sudah ditarik

Kereta yang mengalami gangguan sudah ditarik dan diserahkan kepada INKA untuk pengecekan lebih lanjut. "Sudah kami sampaikan kepada teman-teman dari INKA karena perawatannya saat ini tanggung jawab INKA," ujar Kuswardoyo.

Mewakili LRT, Kuswardoyo meminta atas kendala yang terjadi pada perjalanan LRT hari ini. "Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi pada perjalanan LRT hari ini. Malah mengakibatkan kurang nyaman bagi pengguna jasa LRT Jabodebek," katanya.

Ukuran Pintu Dikritik

Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan, ukuran pintu kereta sudah disesuaikan oleh pembuatnya yakni PT INKA (Persero) dengan tinggi badan rata-rata Warga Negara Indonesia (WNI), yakni sekitar 160 sentimeter.

“Jadi memang terkait sarana yang ada, memang sudah didesain oleh teman-teman dari INKA bahwa sarana kereta untuk commuter itu standarnya seperti itu. Tingginya sudah disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia,” kata Kuswardojo saat dihubungi, Rabu (30/8/2023).

Kuswardojo mengakui desain itu memang menyulitkan pengguna LRT Jabodebek yang memiliki tinggi di atas rata-rata.

Misalnya, ada warga negara asing (WNA) yang harus sampai menunduk saat masuk karena tingginya 210 cm.(*)

Reporter:dya,rls/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.