20 April 2025

Get In Touch

Riset LPEM UI Soroti Kebijakan Jokowi, Disebut Bisa Gagalkan RI Jadi Negara Maju di 2045

Riset LPEM UI Soroti Kebijakan Jokowi, Disebut Bisa Gagalkan RI Jadi Negara Maju di 2045

JAKARTA (Lenteratoday)- Hasil mengejutkan diungkapkan Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Menurut riset, Indonesia terancam gagal menjadi negara maju di usianya yang genap 100 tahun atau 1 abad di tahun 2045.

Dalam dokumen White Paper bertajuk LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat , LPEM FEB UI mengungkapkan mimpi Indonesia Emas 2045 menjadi berpendapatan tinggi, adil, makmur, dan berkelanjutan adalah mimpi seluruh anak bangsa. Namun, berdasarkan data, fakta, dan komparasi antar negara menunjukkan bahwa Indonesia belum memenuhi syarat untuk menuju negara berpendapatan tinggi.

"Indonesia belum memenuhi syarat perlu dan syarat cukup untuk menuju negara berpendapatan tinggi seperti layaknya Cina, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brasil ketika mereka pertama kalinya masuk dalam kelompok upper middle income," tulis dokumen itu, dikutip Minggu (5/11/2023).

Dalam dokumen itu, LPEM FEB UI meminta pemerintah fokus untuk mengentaskan kemiskinan, menurunkan ketimpangan dan membangun kelas menengah yang kuat dan inovatif, ketimbang fokus pada obsesi menjadi negara berpendapatan tinggi.

Pasalnya, sebagian besar rumah tangga di Indonesia mengalami kerentanan ekonomi, sebanyak 12 persen rumah tangga mengalami kemiskinan kronis, kelas menengah sebagian besar terjebak di kelas yang sama selama 21 tahun sekaligus rentan turun kelas, dan kelompok kaya juga rentan jatuh ke kelompok pendapatan di bawahnya.

"Narasi keberlanjutan kebijakan Presiden Jokowi sebaiknya dipikirkan ulang, karena akan menjauhkan mimpi Indonesia Emas 2045. Pengembangan kelas menengah yang kuat dan inovatif adalah motor utama pembangunan jangka panjang," ungkap LPEM FEB UI.

Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi di periode pertama Presiden Joko Widodo bersifat inklusif, sedangkan pertumbuhan ekonomi di periode kedua bersifat non-inklusif di mana program pemerintah terfokus pada 20 persen kelompok terbawah dan 10 persen kelompok teratas tetapi melupakan kelompok kelas menengah (40-80 persen).

Dokumen itu membeberkan, Indonesia membutuhkan kebijakan extraordinary di bidang pendidikan untuk mencetak talenta unggul untuk mendukung mimpi Indonesia 2045. Pemerintah harus bersungguh-sungguh mempromosikan learning bukan hanya schooling, mencetak kualitas lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha, kerja, industri dan kebutuhan masyarakat, pemerataan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh anak bangsa.

"Pemerintah Indonesia harus semakin mempromosikan kesetaraan kesempatan untuk akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, pekerjaan formal, infrastruktur dasar, dan jaminan sosial menyeluruh dan adaptif yang merupakan modal utama dan satu-satunya untuk mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045. Tanpa itu semuanya, mimpi Indonesia Emas 2045 akan menjadi Indonesia Cemas 2045," tegas LPEM FEB UI.

Reporter: dya,rls/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.