
MALANG (Lenteratoday) -Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melanda wilayah Puncak Batu Tulis, Gunungkawi, Kabupaten Malang pada Selasa malam (7/11/2023) sekitar pukul 20.35 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang secara cepat mengupayakan pemadaman api.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan terdapat titik api yang terlihat di area seputar Batu Tulis Gunungkawi petak 193. Dan sumber api penyebab kebakaran masih belum di ketahui.
Kondisi terkini pada pukul 10.18 WIB, belum bisa menyampaikan apakah api sudah padam atau belum. Karena teman-teman dari BPBD juga masih dalam perjalanan ke puncak Batu Tulis," ujar Dono, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Rabu (8/11/2023).
Kejadian ini mengancam keberlanjutan Hutan Lindung (HL) di petak 193. Dengan luas baku mencapai 1063 hektare, yang berlokasi di blok Batu Tulis, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Kepanjen, dan Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Wagir, Kabupaten Malang.

Dalam hal ini, Petak 193 merujuk pada sebidang lahan tertentu yang diberi nomor atau identifikasi khusus untuk keperluan administratif dan manajemen hutan. Petak-petak seperti ini, biasanya diberi nomor atau kode tertentu untuk memudahkan pemantauan, penelitian, dan pengelolaan hutan.
Dono juga menyebutkan bahwa hingga saat ini, dampak kerusakan hutan masih dalam proses pendataan. Selain itu, kerugian yang dialami juga tengah dalam proses identifikasi.
"Upaya yang kami lakukan pastinya satu, melakukan asesmen atau Kaji Cepat, kemudian melakukan koordinasi dengan RPH dan Instansi terkait, kami juga menggerakkan 3 Search Rescue Unit (SRU) dengan total 16 personel. Jadi personel tersebut sudah bergeser ke lokasi sejak pukul 00.33 WIB," tegasnya.
Menurutnya berbagai pihak seperti BPBD Kabupaten Malang, Koramil Wagir, Polsek Wagir, Polsek Ngajum, Kesatuan Resort Pengelolaan Hutan (KRPH) Wagir, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LDMH) Wana Lestari Sumber, bersama seluruh relawan yang terlibat, telah mengoptimalkan kerja sama untuk mengatasi bencana ini.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH