
SURABAYA (Lenteratoday) – DPRD Jatim berharap pemerintah khususnya Satgas pangan segera turun tangan terkait dengan kenaikan harga gula yang belakangan ini terjadi sehingga tidak semakin parah. Saat ini, harga gula di pasar sudah menembus harga Rp18.000 / kilogram.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Daniel Rohi, juga meminta supaya mencari akar masalah dari kenaikan harga gula. Sebab, lanjutnya, kenaikan harga gula bukan akibat dari produksi. Menurutnya, sejauh ini produksi gula di Jatim masih surplus.
“Produksi gula di Jatim pertahunnya mencapai 1.100.000 ton, sementara kebutuhan kita perbulannya hanya 37.000 ton, kalikan satu tahun hanya sekitar 450.000 ton setahun, sehingga masih ada surplus 650.000 ton,” katanya, Kamis (16/11/2023).
“Kalau menurut saya di level produksi kita aman, tapi ini harus diselidiki pada level distribusinya dan ini dikawal dengan keras, jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak tertentu,” sambungnya.
Politisi dari PDI Perjuangan ini juga menegaskan bahwa dia tidak mengarapkan kenaikan harga gula ini akibat adanya permainan oknum tertentu. Terlebih lagi kenaikan harga gula ini melegitimasikan untuk melakukan impor gula.
“Kenaikan harga gula ini jangan sampai mengakibatkan kepanikan masyarakat. Terlebih lagi masyarakat ini lagi susah menjelang tahun politik ekonomi kita melambat karena investor lagi menahan diri karena belum ada kepastian siapa pemimpinnya,” tandanya.
Untuk itu, dia meminta pada satgas pangan untuk melakukan pengawasan melekat. Terlebih lagi jika memang ada dugaan permainan khususnya menjelang luburan Natal dan tahun baru. Bahkan, jika memang ada indikasi adanya permainan, maka Daniel minta Satgas pangan untuk melakukan pengawasan melekat.
“Kalau (harga) naik terus maka Bulog harus melakukan operasi pasar. Karena gula ini turunannya banyak di industri mamin bisa goyang, UMKM juga bisa terpengaruh, dan ekonomi juga bisa mengalami turbulensi yang berat,” sambungnya.
Untuk itu jelas perlu pengamanan komoditas gula. Terlebih lagi, tingkat konsumsi orang Indonesia terhadap gula nya sangat tinggi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parwansa mengatakan bahwa gula merupakan salah satu dari empat komoditi unggulan perkebunan di Jawa Timur. “Tebu yang menjadi bahan baku pembuatan gula kristal putih (GKP). Pada tahun 2022, Jatim masih menjadi Provinsi penghasil tebu terbesar nasional, dengan produksi gula kristal putih (GKP) sebesar 1,1 juta ton atau sebesar 49,55% dari produksi nasional sebesar 2,4 juta ton,” katanya di Malang, Kamis (16/11/2023).
Devi, salah satu warga Surabya mengatakan bahwa harga gula di pasar sekitar Surabaya sudah mencapai Rp 17.000 / kilogram. Dia menilai, harga ini sudah cukup mahal sebab sebelumnya harga masih berkisar antara Rp 14.000 / kilogram.
Sementara, warga Lamongan juga mengeluhkan mahalnya harga gula, sebab di salah satu pasar di Lamongan bagian utara, harga gula ada yang menembus Rp 18.000 / kilogram. “Kemarin beli sudah Rp 18.000,” kata Anna salah satu warga Kecamatan Paciran, Lamongan. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi