21 April 2025

Get In Touch

Viral Poltek Malang: Tak Ada Kuliah Hingga Gaji Dosen Dibawah Standar

Nampak depan bangunan Politeknik Kota Malang (Poltekom) (Santi/Lenteratoday)
Nampak depan bangunan Politeknik Kota Malang (Poltekom) (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) -Belum lama ini viral aksi mahasiswa Poltekom (Politeknik Kota Malang) yang menyuarakan kekecewaannya atas kondisi memprihatinkan di kampusnya. Mahasiswa Poltekom, Mahbub Ubaidillah, mengatakan setahun belakangan, tidak ada kejelasan status perkuliahan di sana.

Di tengah kondisi memprihatinkan itu, dosen kampus tersebut, Panji Peksi Branjangan, MT (40), mengungkapkan, kurang lebih selama 3 tahun ini, ia hanya menerima gaji sebesar Rp 1 juta per bulan. Menurutnya, gaji tersebut jauh di bawah standar yang seharusnya diterima oleh seorang dosen.

Panji, yang mengajar di program studi Teknik Mekatronika, menyatakan bahwa upah yang diterima seharusnya mencapai Rp 3 juta, tetapi sejak April 2020, hal itu tidak terwujud. Kendati menghadapi keterbatasan finansial ini. Panji mengaku tetap menjalankan tugasnya sebagai dosen karena merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap mahasiswanya.

"Mengingat karena masih ada dua angkatan yang belum saya luluskan," ujar Panji, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Rabu (22/11/2023).

Di sisi lain, Panji mengakui bahwa pembayaran gaji yang tidak sesuai tentunya berdampak pada sistem pembelajaran. Menurutnya, para dosen yang tersisa, harus terpaksa menyesuaikan biaya transportasi mereka ke kampus dengan upah yang dianggap tidak sebanding tersebut.

"Jadi kami perhitungkan untuk transportasi Rp 1 juta itu cukupnya untuk berapa kali berangkat ke kampus, untuk berapa hari. Itu kita sesuaikan," jelasnya.

Bangunan gedung Poltekom, nampak atap bangunan telah rusak. (Santi/Lenteratoday)

Lebih lanjut, Panji mengaku bahwa beban tambahan pun dihadapi oleh para dosen yang tersisa. "Karena kan dosen banyak yang resign. Dosen yang tersisa ini, kami harus mengajar mata kuliah yang merangkap. Di sini harusnya kami dibayar lebih malahan. Tapi gaji kami saat ini seperti disamakan dengan petugas cleaning service," seru Panji.

Masih menurut Panji, ia menjelaskan bahwa upaya untuk meminta penjelasan dari pihak kampus, termasuk Direktur dan Wakil Direktur, pun telah dilakukannya. Namun, sambungnya, hanya menghasilkan janji-janji kosong. Bahkan, dari pengakuannya, terdapat kasus dosen yang wafat selama pandemi Covid-19 namun gajinya belum terselesaikan kepada keluarganya.

Tak berhenti di situ, menurutnya, upaya untuk menemui pihak yayasan guna mencari solusi juga tidak membuahkan hasil.

Di akhir, melihat situasi terbengkalainya sistem perkuliahan saat ini. Panji mengaku heran dengan pihak kampus yang masih menerima mahasiswa baru di tahun ajaran 2023 ini.
"Ada satu angkatan mahasiswa baru 2023 ini belum mengikuti mata perkuliahan. Dari direktur tidak pernah menghubungi dosen terkait, mekanisme mengajar dan gajinya seperti apa. Sehingga yang menjadi korban para mahasiswa baru ini karena tidak ada kejelasan," tukasnya.

Sementara itu, dalam pemberitaan sebelumnya, Direktur Poltekom, Drs. Dino Sudana, M.M, mengaku tidak dapat berkomentar banyak, saat dikonfirmasi terkait kondisi yang terjadi di kampusnya ini.

"Mohon maaf, mohon hubungi pihak yayasan saja. Kami dari direksi tidak memiliki kewenangan untuk bicara ke publik. Karena menurut pandangan kami, direksi tidak punya masalah dengan segenap sivitas akademika. Mohon maaf," ujar Dino, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis. Salah satu anggota yayasan yang dinilai memegang peran penting, yakni Nurcholis Sunuyeko, juga belum memberikan penjelasan lebih lanjut, saat dihubungi oleh awak media.

Dalam pantauan di lapangan, nampak kondisi gedung- gedung perkuliahan yang rusak, kosong, dan tidak ada aktifitas sama sekali. Bentuk kekecewaan ini, dituangkan oleh beberapa mahasiswa dalam spanduk yang terpasang di depan Poltekom, bertuliskan nada protes.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.