21 April 2025

Get In Touch

Selain Mengajar, Mas Dhito Dorong Guru Non-ASN Miliki Usaha

Mas Dhito saat berdialog dengan salah satu guru non-ASN di acara pagelaran 'Kentrung Modern Kala Senja di Bumi Panjalu' di Taman Totok Kerot.
Mas Dhito saat berdialog dengan salah satu guru non-ASN di acara pagelaran 'Kentrung Modern Kala Senja di Bumi Panjalu' di Taman Totok Kerot.

KEDIRI (Lenteratoday) - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mendorong guru non-ASN di wilyahnya untuk memiliki usaha, selain sebagai pengajar. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

Hal itu disampaikan bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini saat menyaksikan Pagelaran Kentrung Modern Kala Senja di Bumi Panjalu di Taman Totok Kerot dalam rangka memperingati HUT ke-78 Hari Guru Nasional (HGN), Rabu (29/11/2023).

Menurut bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini, Pemkab Kediri berencana menaikkan insentif bagi guru non ASN di wilayahnya. Namun demikian pihaknya menginginkan guru non-formal ini punya kemandirian berwirausaha agar tidak bergantung terus menerus dengan kenaikan insentif yang telah diberikan.

“Ada nggak guru-guru yang punya usaha? Ada nggak guru-guru yang ingin pelatihan usaha?,” tanya Mas Dhito kepada penoton pagelaran yang sebagian besar adalah guru.

Mas Dhito juga meminta kepada Dinas Pendidikan (Dindik) untuk menginventarisir berapa jumlah guru di Kabupaten Kediri yang telah berusaha. Kemudian, bagi guru yang belum mempunyai usaha, bupati muda itu mendorong agar guru mampu menciptakan usaha baru.

Dengan jumlah tersebut, katanya, bisa diketahui program apa yang cocok diberikan kepada para guru tersebut. Baik program, bantuan alat, atau pun modal usaha.

Saat acara dialog yang dihadiri ratusan guru tersebut, Mas Dhito berharap para guru bisa menentukan kebutuhan prioritas untuk usaha yang dijalankan. “Butuh apa bukan inginnya apa. Jangan sampai minta modal tapi ternyata butuhnya (prioritasnya) bukan itu,” tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kediri Mokhamat Muksin menjelaskan, pagelaran seni tersebut merupakan perpaduan antara seni tari, drama, dan musik yang mengambil lakon Jimat Lontar Nyi Girah. Pagelaran kali ini ini, merupakan tindak lanjut dari program magang Guru Agama Hindu dan Guru Seni Budaya di Bali pada April 2023 lalu.

Sedangkan harga tiket yang dikenakan untuk melihat agenda di Taman Totok Kerot itu akan dirupakan pementasan berkelanjutan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Para guru juga ingin menyumbangkan PAD walaupun kecil, doa mereka dengan PAD ini kesejahteraan guru juga terangkat,” terang Muksin.(PKP/*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.