22 April 2025

Get In Touch

Minimalisir Banjir di Kota Malang, Pengerjaan 62 Titik Drainase Sudah Capai 93 Persen

Pengerjaan drainase di Jalan Sulawesi, Kelurahan Kasin Kecamatan Klojen Kota Malang, Senin (4/12/2023). (Santi/Lenteratoday)
Pengerjaan drainase di Jalan Sulawesi, Kelurahan Kasin Kecamatan Klojen Kota Malang, Senin (4/12/2023). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Dalam upaya meminimalisir banjir kala musim hujan, pembangunan drainase di Kota Malang dikebut. Dari total 62 titik drainase, saat ini pengerjaan secara keseluruhan telah mencapai 93 persen.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto, terdapat empat titik yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian. Yakni di Bozem Tunggulwulung, Jalan Sulawesi, serta dua titik drainase dalam satu paket konsolidasi di Jalan Danau Toba dan Ki Ageng Gribig, Sawojajar.

"Jadi dari 35 paket itu di dalamnya ada 62 titik drainase yang kita pengadaannya itu ada yang konsolidasi, paket. Di Jalan Sulawesi itu tinggal bikin bak kontrol saja. Jadi memang tinggal penyelesaian yang di bozem Tunggulwulung dan paket pekerja konsolidasi yang di Ki Ageng Gribig dan Jalan Danau Toba. Dan keduanya itu sekarang tahap finishing untuk penyelesaian," ujar Dandung, saat ditemui di Kantor DPUPR-PKP Kota Malang, Senin (4/12/2023).

Dandung menyatakan, kendala utama dalam proyek ini terletak pada masalah utilitas di dalam tanah yang sulit diprediksi. Meskipun telah dilakukan perencanaan yang matang hingga koordinasi dengan Perumda Tugu Tirta. Namun menurutnya, posisi utilitas yang berada di dalam tanah seringkali menjadi ketidakpastian yang harus dihadapi.

"Jadi itu kendala utamanya. Letak utilitas di dalam tanah itu kan yang kita tidak bisa memprediksi posisinya di mana. Kita juga sudah koordinasi dengan PDAM. Kalau untuk cuaca hujan sekarang ini, kan itu tidak bisa diprediksi. Jadi kendala utamanya ya utilitas itu," paparnya.

Lebih lanjut, dengan diselesaikannya pengerjaan drainase di Sawojajar nantinya. Dandung menyebut bahwa pembangunan drainase ini akan mampu mengurangi genangan hingga mencapai 40-50 persen di titik tertinggi genangan, yang terjadi di Jalan Danau Toba. Diharapkannya, tinggi genangan yang sebelumnya lebih dari satu lutut dapat berkurang menjadi setinggi mata kaki, dengan kemampuan menyerap air dalam kurun waktu 15 menit.

"Jadi memang untuk tahun ini, fokus kita memang untuk penyelesaian yang di Sawojajar. Tapi juga tidak meninggalkan titik-titik lainnya karena kita juga melakukan penyelesaian di daerah Jalan Ahmad Yani, kemudian di Kemirahan dengan dibangunnya bozem Tunggulwulung di Jalan Angklung itu," terang Dandung.

Diakhir, selain upaya pembangunan drainase untuk mengurangi banjir genangan. Dandung juga menyebut bahwa pembangunan jalan turut dilakukan seiring dengan proyek ini. Di mana salah satunya yakni pembangunan di Jalan Ki Ageng Gribig yang bertujuan mengalirkan air agar tidak seluruhnya terbuang ke Sungai Amprong, namun sebagian dialirkan ke Sungai Rolak.

"Itu mulai dari Jalan Danau Toba itu nanti airnya akan masuk ke sungai Rolak. Jadi biar gak semuanya terbuang di Sungai Amprong. Kalau yang mulai dari Danau Jonge, kemudian Ki Ageng Gribig sisi utara itu nanti masuknya air ke sungai Amprong. Nah yang sisi selatan kita buang ke sungai Rolak," pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.