
SURABAYA (Lenteratoday) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, saat ini, angka stunting di Surabaya tersisa 255 anak. Selain itu, 47 kelurahan di serta 5 puskesmas di Surabaya sudah zero stunting aktif.
“Semoga ini (kasus stunting) terus turun. 255 anak ini memang penyembuhannya agak sulit karena dia memiliki penyakit bawaan, seperti Hidrosefalus dan penyakit bawaan lainnya,” ungkap Eri, Kamis (7/3/2024).
Selain memiliki penyakit bawaan, Eri menuturkan jika mereka bukan asli Surabaya, namun sudah masuk ke Surabaya dan sudah ber-KTP Surabaya.
Guna menyelesaikan kasus anak stunting yang tersisa, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menyembuhkan penyakitnya dulu atau minimal dieliminir dampak-dampaknya. Setelah itu, baru bisa bergerak menuju berat badannya dan tinggi badannya bisa dinaikkan.
“Sebenarnya sulit kalau sudah ada penyakit bawaan seperti jantung, tapi nanti kita akan berusaha untuk meng-eliminir penyakit bawaannya dulu supaya tidak berdampak sangat besar, sehingga nanti berat badannya dan tinggi badannya bisa diupayakan naik,” tutur Eru.
Di samping itu, untuk menjaga kondisi anak-anak yang sudah keluar dari stunting dan supaya tidak ada penambahan stunting lagi, pihaknya akan melakukan pencegahan dan penanganan dari hulu hingga hilir. Salah satunya dengan memberikan zat besi kepada anak-anak perempuan yang sudah menstruasi.
“Jadi, kita berharap tidak ada lagi penambahan kasusnya supaya kita bisa berkonsentrasi kepada 255 anak yang masih stunting,” ujarnya.
Eri juga menjelaskan, pada akhir tahun lalu, ada 30 kelurahan dan 3 puskesmas yang sudah zero stunting. Saat ini ada tambahan 17 kelurahan dan 2 puskesmas yang nol kasus.
“Jadi, total sudah ada 47 kelurahan dan 5 puskesmas yang zero stunting. Kelurahan yang lain ayo kerja terus. Kita turun dengan niatan ibadah untuk menurunkan angka stunting. Saya yakin perjuangan teman-teman tidak akan pernah sia-sia,” tukasnya.
Reporter: Amanah Nur Asiah (mg)/Editor: widyawati