
KUALA LUMPUR (Lenteratoday) - Goodyear Tire & Rubber Co, salah satu produsen ban terbesar di dunia, berencana untuk menutup pabriknya di Malaysia pada tanggal 30 Juni - sebuah keputusan yang diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 500 karyawan, demikian ungkap perusahaan dan badan promosi investasi Malaysia.
Goodyear mengatakan bahwa keputusan untuk menutup pabrik di distrik Shah Alam di negara bagian Selangor - yang dibuka pada tahun 1972 - merupakan bagian dari program restrukturisasi perusahaan Goodyear Forward, yang bertujuan untuk menghasilkan pengurangan biaya sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar 15 triliun rupiah pada tahun 2025.
"Keputusan ini tidak dibuat dengan mudah dan kami tetap berkomitmen untuk memperlakukan karyawan kami dengan penuh perhatian dan rasa hormat," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (7/3/2024). "Kami akan terus melayani pasar Malaysia dengan produk dan solusi terdepan di industri ini dari lokasi produksi lain di dalam jejak Goodyear."
Goodyear telah menghadapi tuduhan pelanggaran hak-hak buruh, termasuk upah yang tidak dibayar, lembur yang berlebihan dan ancaman terhadap puluhan pekerja migran di pabrik Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan dan para pekerja mencapai kesepakatan penyelesaian pada tahun 2022, dengan setiap karyawan dibayar 50.000 ringgit hingga 200.000 ringgit (Rp160.000.000 hingga Rp665.000.000) tergantung pada masa kerja mereka, demikian Reuters melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan terpisah pada hari Jumat (8/3/2024), Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA) mengatakan bahwa penutupan pabrik akan berdampak langsung pada sekitar 550 karyawan.
Pemerintah Malaysia dan Goodyear telah bekerja untuk membuat kerangka kerja dukungan untuk membantu para pekerja tersebut, termasuk program peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang serta memfasilitasi penempatan kerja, kata MIDA.
Malaysia telah menghadapi tuduhan dari Kementerian Sumber Daya Manusia dan pihak berwenang di Amerika Serikat atas pelanggaran hak-hak pekerja di pabrik-pabriknya, yang mengandalkan jutaan pekerja migran untuk memproduksi segala sesuatu mulai dari minyak kelapa sawit hingga sarung tangan medis dan chip semikonduktor.
Pemerintah telah menetapkan target pada tahun 2030 untuk menghapuskan praktik-praktik kerja paksa.
Sumber: Channel News Asia/Penerjemah: Lambang (mk)|Editor: Arifin BH