
MALANG (Lenteratoday) -Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan memperkuat strategi kerjasama antar daerah (KAD). Hal itu dimaksudkan sebagai upaya mengatasi lonjakan harga bahan pokok dan mengendalikan inflasi
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, usai mengikuti rapat koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi yang dilakukan secara daring bersama Irjen Kemendagri RI, Rabu (13/3/2024).
"Saya minta Pak Kadiskopindag untuk mulai mencari sistem kerjasama antar daerah. Jadi mana saja daerah penghasil komoditi yang mempunyai harga jual rendah, kami akan beli dari sana, dan selanjutnya dijual di Warung Tekan Inflasi (WTI) dengan harga di bawah rata-rata," ungkap Wahyu.
Pj Wahyu mengungkapkan, pentingnya pengendalian harga beberapa komoditi yang saat ini cenderung mengalami kenaikan, antara lain, cabai rawit, gula, telur, dan daging ayam.

Lebih lanjut, Wahyu menyebut bahwa WTI telah terbukti menjadi salah satu instrumen yang efektif dalam menekan angka inflasi di Kota Malang. Menurutnya, sejak dibuka pada 24 Desember 2023 lalu, WTI berhasil menekan angka inflasi hanya dalam waktu 5 hari setelah resmi dibuka.
"Kita membuat WTI ada di lingkungan pasar, sehingga secara langsung bisa mempengaruhi harga-harga di pasar. Otomatis kan pedagang di dalam pasar juga akan menyesuaikan dengan harga yang ada di WTI. Nah ini sangat ampuh sekali," tambahnya.
Selain dengan melakukan kerjasama antar daerah untuk memperbanyak komoditi pangan yang dijual melalui WTI. Pj Wahyu juga menyampaikan rencana penggunaan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) senilai Rp 1 miliar. Menurutnya, BTT ini akan dialokasikan untuk pengoptimalan program operasi pasar.
Sementara itu, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menambahkan, kerjasama antar daerah telah dimulai, termasuk dengan Kabupaten Probolinggo untuk memenuhi pasokan bawang merah. Serta rencana kerjasama dengan peternak ayam di Kota Malang dan daerah produsen cabai seperti Banyuwangi dan Bali.
Sebagai informasi, per 1 Maret 2024, angka inflasi Kota Malang berada pada 0,50 persen secara month-to-month. Angka tersebut cenderung berada di atas rata-rata inflasi nasional yakni sebesar 0,37 persen (*)
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH