Antisipasi Peredaran Uang Palsu di Bulan Ramadan, DPRD Surabaya Sarankan Masyarakat Terbiasa Cashless

SURABAYA (Lenteratoday) - Peredaran uang palsu di Kota Surabaya seakan menjadi agenda tahunan yang mengkhawatirkan setiap memasuki bulan Ramadan hingga menjelang hari raya Idul Fitri.
Baru-baru ini pihak kepolisian Polsek Gubeng berhasil membekuk sindikat pengedar uang palsu dengan total nilai transaksi mencapai puluhan juta rupiah.
Menanggapi kejadian tersebut, anggota Komisi B DPRD Surabaya, Alfian Limardi menyatakan masyarakat harus memilih tempat penukaran yang terpercaya agar tidak terjebak peredaran uang palsu.
"Masyarakat harus bisa memilih tempat penukaran yang tepat, kredibel, dan terpercaya, sekarang kan banyak lembaga penukaran uang yang tersertifikasi itu yang harus dipilih oleh masyarakat, sekalian jika perlu langsung tukar di bank itu semakin aman, jangan menukar di tempat abal-abal," ujar Alfian, Jumat (22/03/2024).
Selain itu, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini juga menyarankan kepada masyarakat agar mulai membiasakan diri menggunakan metode pembayaran digital, atau biasa disebut cashless dalam bertransaksi jual beli.
"Kita harus lebih galakkan cashless, ini sebagai salah Satu cara lain mengurangi peredaran uang tunai yang terindikasi palsu, masyarakat dan pelaku usaha juga harus siap untuk menerima peralihan metode pembayaran yang mulai berbasis teknologi ini," jelasnya.
Di sisi lain, Alfian meminta kepada pihak kepolisian dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadarap peredaran uang tunai, utamanya ketika Ramadan seperti saat ini.
"Pihak kepolisian harus rutin memantau potensi sindikat peredaran uang palsu di masyarakat, masyarakat dan pelaku usaha jika menemukan adanya uang palsu itu langsung laporkan kepada pihak kepolisian agar peredaran uang palsu bisa segera di stop," pungkasnya.
Reporter: Pradhita (mg)|Editor: Arifin BH