Produktif di Balik Jeruji, Warga Binaan Lapas Perempuan Malang Produksi Kue Kering untuk Lebaran

MALANG (Lenteratoday) - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, beberapa warga binaan di Lapas Perempuan Kelas II A Malang tengah disibukkan dengan produksi kue kering. Aktivitas rutinan setiap tahun ini, menunjukkan bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tidak hanya duduk diam di dalam sel, tetapi juga terlibat dalam kegiatan produktif yang bermanfaat.
Salah seorang WBP, Zaenab, mengatakan berbagai jenis kue kering telah berhasil diproduksinya selama momen Ramadan ini. Di antaranya termasuk nastar, kacang, emping, cookies stroberi, kastengel, dan cookies coklat. Bahkan selama seminggu terakhir, Zaenab mengaku telah menghasilkan sekitar 100 toples kue dari balik jeruji besi.
"Alhamdulillah saat ini bisa dikatakan ekstra. Karena pembuatan kue selama Ramadan ini ada tambahan orderan, terlebih untuk kue kering, mungkin karena edisi lebaran," ujar Zaenab, saat dikonfirmasi pada Selasa (26/3/2024).
Zaenab menambahkan, hasil produksi kue dari WBP ini biasanya dibeli oleh pegawai lapas atau keluarga dari para WBP itu sendiri. Dengan harga jual berkisar antara Rp 65 ribu hingga Rp 120 ribu per toples.
Lebih lanjut, apabila tidak dalam momen Ramadan, biasanya Zaenab dan beberapa WBP lainnya hanya memproduksi kue kering berdasarkan pesanan saja. Namun, saat ini, menurutnya hampir setiap hari kue kering selalu diproduksi.
"Kalau sekarang setiap hari produksi kue kering. Ini saja sudah habis tepung terigu cukup banyak. Sekali beli satu karung, dan ini sudah (habis) satu karung, sekitar 25 kilogram," tambah Zaenab.
Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Yunengsih menjelaskan, keterampilan WBP dalam memproduksi kue ini, merupakan hasil kerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesha. Menurutnya, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan modal berupa pengetahuan dan keterampilan berwirausaha kepada para WBP.
"Selain itu, mereka juga diajarkan untuk cara memasarkan produk yang dihasilkan. Semoga dengan keterampilan yang mereka dapatkan, para WBP dapat memanfaatkannya untuk memulai usaha mandiri setelah bebas," ungkap Yunengsih.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH