10 April 2025

Get In Touch

Per Maret 2024, Kasus DBD di Kabupaten Malang Sentuh Angka 905 Temuan

Pelaksanaan fogging atau pengasapan nyamuk Aedes Aegypti di Kabupaten Malang, Maret 2023. (Santi/Lenteratoday)
Pelaksanaan fogging atau pengasapan nyamuk Aedes Aegypti di Kabupaten Malang, Maret 2023. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Per Maret 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Malang terus mengalami peningkatan. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti mengatakan, jumlah kasus DBD telah mencapai 905 jiwa.

Perempuan yang akrab dengan sapaan Awig ini mengungkapkan, peningkatan kasus DBD di triwulan pertama 2024 ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai. Pasalnya, belum menginjak pertengahan tahun, jumlah kasus DBD saat ini hampir mendekati total keseluruhan temuan kasus di sepanjang 2023 kemarin.

“(Kasus DBD) Di Kabupaten Malang tahun 2023, itu ada 1.009 kasus dengan kasus kematian sebanyak 9 orang. Tahun 2024 per 25 Maret kemarin ada 905 temuan, dengan kasus kematian sebanyak 10 orang,” ujar Awig, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (31/3/2024).

Awig menambahkan, tidak hanya Kabupaten Malang, angka kematian yang disebabkan akibat paparan DBD di beberapa wilayah di Indonesia juga cukup tinggi. Menurutnya, pada tahun 2023 kemarin, di Indonesia telah tercatat sebanyak 9.871 kasus dengan total kematian sebanyak 764 jiwa.

"Kalau yang saya tahu, per 5 Maret 2024 terdata ada 21.673 kasus dengan total kematian 191 jiwa, dari seluruh wilayah Indonesia," tambahnya.

Dalam konteks ini, Awig berharap peningkatan kasus DBD dapat lebih menyadarkan masyarakat untuk terus melakukan budaya hidup bersih dan sehat. Serta melakukan rangkaian pembersihan dan menerapkan 3M, yakni Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air di rumah, dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo menambahkan, tantangan pencegahan DBD tetap harus dihadapi dengan serius. Wiyanto menegaskan, langkah-langkah pencegahan dan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam menangani masalah ini secara efektif.

"Kami terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan," tambahnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Imran Pambudi, menyoroti kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2024. Imran menjelaskan, peningkatan ini terkait erat dengan musim penghujan dan fenomena iklim El-Nino yang sedang berlangsung.

Menurutnya, siklus El-Nino saat ini berpengaruh pada curah hujan dan tren suhu. Ketika berada di daerah panas, nyamuk akan menjadi semakin ganas. Selain itu, penularan demam berdarah juga dipengaruhi oleh suhu, di mana suhu yang semakin tinggi memperpendek hari siklus. Artinya, frekuensi nyamuk untuk mengisap lebih banyak meningkatkan kemampuan penularan.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.