
MALANG (Lenteratoday) - Dalam upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok di Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersiap untuk meluncurkan program Kios Pangan usai Lebaran ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, secara bertahap Kios Pangan tersebut direncanakan akan tersebar di seluruh 57 Kelurahan di Kota Malang.
Menurut Slamet, langkah ini merupakan bagian dari strategi yang dikoordinasikan dengan suksesnya Warung Tekan Inflasi (WTI), yang telah beroperasi sejak akhir 2023 lalu. Kedua program ini tidak hanya bertujuan untuk menekan inflasi, tetapi juga untuk mengendalikan harga pangan dan memastikan ketersediaan stok bahan pokok bagi masyarakat.
"Hampir sama dengan Warung Tekan Inflasi yang ada di beberapa pasar. Dan kami rencanakan Kios Pangan ini ada di 57 kelurahan," ujar Slamet, saat dikonfirmasi awak media, Senin (15/4/2024).
Slamet menambahkan, berbeda dengan WTI yang beroperasi pada saat inflasi sedang naik, menurutnya. Kios Pangan direncanakan akan beroperasi setiap hari di masing-masing kelurahan.
"Untuk operasional setiap hari akan buka. Untuk di kelurahan kita rencana melibatkan warga yang sudah memiliki kios yang mungkin perlu kita support dan kembangkan," terang Slamet.
Untuk memastikan harga bahan pangan dapat dijangkau oleh masyarakat, Slamet menyebutkan, Pemkot Malang akan memberikan intervensi melalui skema subsidi. Dengan skema ini, diharapkan harga bahan pokok yang ditawarkan di Kios Pangan dapat lebih terjangkau karena subsidi tersebut akan mengurangi beban biaya pembelian mereka.
Dengan demikian, menurutnya harga yang lebih rendah dapat membantu mengurangi tekanan inflasi. Serta memungkinkan masyarakat dengan berbagai tingkat penghasilan tetap memiliki akses yang layak terhadap bahan pokok yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
"Nanti akan dijual bahan pokok yang ada di pasaran seperti beras, minyak, telur, bawang merah, bawang putih," jelas Slamet.
Meskipun demikian, Slamet mengaku hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan untuk kios-kios yang memungkinkan dapat dijadikan Kios Pangan. Namun, hal tersebut akan dilakukan secara bertahap, sehingga belum dapat dibuka merata di 57 kelurahan se Kota Malang.
"Sementara kita membuka di beberapa titik dan melihat bagaimana respons para pelaku pemilik kios. Sementara ini sudah berjalan dari Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas) cuma sifatnya mobiling. Sehari bisa dua atau tiga kelurahan. Dan nanti yang lebih permanen kita siapkan kios pangan di setiap kelurahan," pungkas Slamet.
Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati