
WASHINGTON DC - Dua insan Tuli asal Indonesia belum lama ini berhasil menoreh prestasi di Universitas Rochester Institute of Technology/National Technical Institute for the Deaf (RIT/NTID) di kota Rochester, New York, yang merupakan salah satu universitas di Amerika Serikat yang memiliki program inklusif bagi mahasiswa Tuli untuk bisa mengikuti kuliah di kelas umum bersama orang dengar.
Mereka adalah Cristophorus Budidharma dan Panji Surya Putra Sahetapy, yang sudah berteman sejak masih duduk di bangku sekolah dasar saat tinggal di Indonesia dulu.
Cristophorus Budidharma yang akrab disapa Cristo berhasil meraih RIT Outstanding Service Award khusus bagi mahasiswa internasional, atas partisipasinya sebagai relawan di kampus, serta keterlibatannya di dua organisasi, Tiger Media Organization dan Deaf International Student Association.

“Meraih RIT Outstanding Service Award untuk mahasiswa internasional adalah momen terbaik dalam kehidupan saya, karena seluruh pencapaian saya diakui dan dihargai,” ujar Cristo saat diwawancara melalui surel.
Cristo baru saja lulus bulan Mei 2019 lalu dan meraih gelar sarjana jurusan ilmu biomedik dengan fokus pra-kedokteran di bidang psikologi.
Di RIT, Panji Surya Putra Sahetapy yang kerap disapa Surya, berhasil masuk ke dalam daftar mahasiswa berprestasi di bidang akademik atau “Dean’s List,” seperti dilansir dalam situs universitas tersebut:
“Surya Sahetapy masuk ke dalam Dean’s List di Rochester Institute of Technology untuk semester Fall tahun 2018. Sahetapy tengah menekuni program pendidikan liberal. Selamat!”
Untuk bisa masuk ke dalam daftar “Dean’s List,” mahasiswa harus mencapai IPK paling tidak 3,4, tidak pernah mendapat nilai D atau F, dan mengambil atau mendaftar kredit kelas paling sedikit 12 jam dalam satu semester.

Surya yang adalah putra dari mantan pasangan aktor Ray Sahetapy dan penyanyi sekaligus aktris, Dewi Yull ini kini tengah menempuh jurusan kajian internasional-global, karena dirinya tertarik dengan berbagai permasalahan dunia, khususnya politik, ekonomi dan juga HAM.
“Saya berpikir bahwa saya bisa memanfaatkan isu internasional untuk mendukung perkembangan disabilitas dan Tuli Indonesia seperti hukum serta kebijakan khusus disabilitas di Amerika dan dunia,” papar Surya kepada VOA Indonesia melalui surel.
Sang Ibu mengutarakan rasa bangga atas prestasi putranya melalui akun Instagram pribadinya belum lama ini.
“Proud of you sayangku @suryasahetapy. Selamat ya Nak untuk prestasi yang dicapai di semester ini. Walau informasi ini hanya buat ibu dan dilarang di posting..dikit ajah..ngintip ya sayang..namanya juga ibu-ibu..maklumin kalau bangga, baper, dan bahagia..” kata Dewi Yull.
Dalam potingan tersebut terlihat surya memegang dua sertifikat dari RIT atas keberhasilannya menembus jajaran Dean’s List dan partisipasinya dalam NTID Student Research Fair bulan April 2019 lalu.
Beberapa waktu lalu nama Surya sempat menjadi sorotan ketika diliput oleh surat kabar the New York Times, sebagai sosok Tuli yang memperjuangkan pengajaran pendidikan agama Islam untuk Tuli muslim di Indonesia.
Ini adalah proyeknya bersama organisasi nirlaba, Qur’an Indonesia Project, yang didirikan oleh Archie Fitrah Wirija. Organisasi ini menyediakan rekaman ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan oleh artis-artis Indonesia dan kini juga membantu para muslim Tuli untuk mempelajari Islam, serta menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa isyarat.