16 April 2025

Get In Touch

Masifkan Penanganan Stunting, Pj Wali Kota Malang Bakal Libatkan Perusahaan

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menandatangani Pakta Integritas Percepatan Penurunan Stunting dengan upaya Kolaboratif, Rabu (15/5/2024). (Santi/Lenteratoday)
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menandatangani Pakta Integritas Percepatan Penurunan Stunting dengan upaya Kolaboratif, Rabu (15/5/2024). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengungkapkan rencananya untuk menggandeng perusahaan-perusahaan di wilayah Kota Malang. Hal ini dilakukan untuk menurunkan angka stunting secara lebih masif, dengan menggunakan konsep pentahelix yang menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak.

"Ya, kita gandeng perusahaan, karena kan kalau sesuai konsep pentahelix itu kita upayakan untuk bergerak bersama. Karena kalau tidak ada sinergi, itu juga akan sulit," ujar Pj Wahyu, ditemui usai menghadiri Rembuk Stunting Kota Malang, Rabu (15/5/2024).

Wahyu menjelaskan, salah satu skema yang disiapkannya yaitu mendorong perusahaan di masing-masing wilayah kecamatan, untuk memantau dan memberikan perhatian kepada anak-anak yang mengalami stunting.

Menurut Wahyu, pekerja di perusahaan diharapkan menjadi "bapak asuh" yang secara aktif membantu memantau perkembangan dan kebutuhan anak-anak tersebut. Hal ini memungkinkan setiap perusahaan untuk bekerja sama dengan pihak kecamatan ataupun kelurahan, serta puskesmas setempat untuk memastikan intervensi yang tepat dan berkelanjutan.

"Jadi di perusahaan itu kan ada pekerjanya, nah apabila ada anak stunting itu harapannya pekerja di tiap perusahaan bisa menjadi bapak asuh. Jadi perusahaan yang ada di masing-masing wilayah, itu kita minta untuk bisa memantau, memberikan perhatian kepada anak stunting di wilayah perusahaannya itu," jelasnya.

Selain melibatkan perusahaan, Wahyu juga memberikan kebebasan kepada masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk berinovasi dalam menurunkan angka stunting. "Karena kan juga sudah ada anggaran yang kami berikan. Nah mereka harus berkolaborasi dengan Puskesmas setempat, dengan tokoh masyarakatnya untuk bisa menurunkan," lanjut Wahyu.

Di sisi lain, Wahyu menghendaki jika turunnya angka stunting di Kota Malang saat ini masih belum mencapai target nasional yang ditetapkan, yakni sebesar 14 persen. Menurutnya, melalui Rembuk Stunting kali ini, Pemkot Malang akan mencari solusi terkait kendala utama yang menyebabkan prevalensi stunting belum mencapai target.

Dalam konteks ini, Wahyu menyebutkan, Kecamatan Kedungkandang menjadi wilayah dengan angka stunting yang masih tinggi di Kota Malang. Kendati demikian, menurutnya telah ada beberapa kelurahan yang hampir mendekati zero stunting.

"Nah saya harapkan kelurahan lainnya itu dapat belajar ke kelurahan yang sudah menuju zero stunting. Ini kita masih dalam evaluasi kira-kira kita lemahnya itu di bagian apa," tegasnya.

Sementara itu, berdasarkan data terbaru Bulan Timbang pada Maret 2024, prevalensi stunting di Kota Malang berada di angka 7,8 persen, menurun dari 8,4 persen pada bulan Februari. Sedangkan berdasarkan dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kota Malang mencatat prevalensi stunting sebesar 17,3 persen, di mana angka tersebut berhasil di bawah rata-rata nasional dan regional, meskipun belum mencapai target nasional sebesar 14 persen.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.