
JAKARTA (Lenteratoday) - Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, meminta pemerintah meninjau kembali alokasi subsidi jenis BBM tertentu atau JBT Solar. Saat ini angka subsidi yang ada di dalam formula besarannya adalah Rp 1.000 dinilai sudah tidak cocok dengan angka keekonomian karena kompensasi saat ini sudah mencapai Rp 5.000 per liter.
“Mohon agar dapat dukungan untuk penghitungan ulang,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR, Rabu (28/5/2024).
Menurutnya subsidi merupakan hal penting dalam menjaga stabilitas harga. Namun, kuota JBT solar dijaga berada di bawah 0,55 persen di bawah kuota 2024 sebesar 17,8 juta kilo liter.
Sementara, berdasarkan asumsi hitungan kebutuhan subsidi, pada 2025 angka acuan penyaluran subsidi solar ditetapkan lebih tinggi yakni 18,6-18,7 juta kilo liter.
Riva juga memaparkan prognosa atau penghitungan penyaluran Jenis BBM Tertentu minyak tanah pada 2024 sekitar 500 ribu kilo liter. Pada 2025, penyaluran subsidi ditetapkan sebesar 525-527 ribu kilo liter.
Sementara prognosa penyaluran pertalite pada 2024 sebesar 31,60 juta kilo liter. Tahun depan penyaluran pertalite sebesar 32,1-32,2 juta kilo liter. (*)
Sumber : Tempo | Editor : Lutfiyu Handi