
PROBOLINGGO (Lenteratoday) - Perkembangan sistem resi gudang (SRG) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menunjukkan tren yang positif. Sebab gudangnya terus bertambah dari dari dua menjadi tiga gudang.
"Gudangnya terus bertambah dari gudang pemerintah yang awalnya dibangun ada dua gudang, kini sekarang sudah bertambah menjadi tiga," kata Ketua Tim Koordinasi Penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Tomi Setiawan, dalam keterangan tertulis dikutip dari antara Rabu (29/5/2024).
Menurut dia, banyak gudang-gudang swasta yang masuk menjadi gudang SRG dan pihaknya masih melakukan proses satu gudang lagi bahkan ke depannya nanti kelihatannya masih akan bertambah.
"Antusiasmenya positif dan dulu pernah menjadi salah satu percontohan. Mudah-mudahan harapan kami bersama ke depan bisa menjadi percontohan kembali," tuturnya.
Sementara untuk traksaksi dia menandaskan harus dilihat komoditasnya. Hal ini tidak lepas dari nilai resi gudang ada komoditas timah, ikan, dan lain sebagainya. Meski demikian dia menyatakan bahwatransaksi di Kabupaten Probolinggo bukan yang paling tinggi karena nilai komoditasnya kalah dengan timah.
"Kalau melihat dari sisi sebaran jenis komoditasnya maka sebenarnya cukup variatif di wilayah Kabupaten Probolinggo, terutama Jawa Timur karena komoditas mulai dari tembakau, gabah, beras dan jagung," katanya.
Dia menandaskan bahwa pemanfaatan kemitraan antara pengelola gudang dengan petani sudah cukup baik. Bahkan, kategorinya sudah cukup bagus karena ujung dari sistem resi gudang itu dari sisi pembiayaan, bedanya resi gudang dengan tunda jual.
"Sebenarnya disimpan sendiri bisa, tetapi resi gudang selama disimpan bisa dapat pembiayaan. Kalau melihat indikator dari nilai pembiayaan, pemasukan di Kabupaten Probolinggo cukup bagus," ujarnya.
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Probolinggo Mehdinsareza Wiriarsa mengatakan SRG yang ada di Kabupaten Probolinggo hingga saat ini ada tiga gudang yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo.
"Komoditas yang diterima adalah gabah, jagung dan kopi, termasuk beras. Tetapi ada juga gudang yang dimiliki oleh swasta tetapi tergabung dalam jaringan SRG dengan komoditas yang diterima tembakau," katanya.
Menurutnya, pihaknya saat ini sedang memperjuangkan ke Bappebti agar gudang swasta itu bisa masuk SRG karena komoditas di Kabupaten Probolinggo juga ada tembakau. "Ada SRG untuk cold storage ikan, meskipun lokasinya ada di Kota Probolinggo, tetapi itu tergabung dalam SRG yang dinaungi oleh Pemkab Probolinggo," tuturnya. (*)
Sumber : Antara | Editor : Lutfiyu Handi