15 April 2025

Get In Touch

Sakit Menahun, BDH Peduli Bantu Djoehari Warga Tambaksari

Sakit Menahun, BDH Peduli Bantu Djoehari Warga Tambaksari

Surabaya- Berada di lingkungan padat penduduk, Djoehari (66)tinggal bersama 4 orang anaknya. Menempati rumah yang kumuh dan berukurankecil, pria yang sudah setahun lebih terbaring sakit ini memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari dari belas kasihan warga sekitarnya.

Melihat kondisi memprihatinkan itu, Gerakan Bakti DharmaHita (BDH) Peduli memberikan bantuan sembako dan berbagai perabotan rumahtangga. Rabu (8/7/2020) Tarmuji, Taru Sasmita dan tim BDH Peduli mendatangitempat tinggal Djoehari di Jalan Rangkah Gang Buntu ll, Tambaksari KotaSurabaya.

Sembako dan sejumlah perabotan rumah tangga seperti almari, rak cuci, sprei kasur hingga bantuan uang tunai diserahkan. Gerakan sosial yang diinisiasi oleh Walikota Surabaya periode 2002-2010 yang kini menjadi anggota DPR RI, Bambang DH tersebut mengaku prihatin dengan kondisi keluarga Djoehari yang hidup susah dengan ke empat anaknya yang masih di bawah umur.

"Kami kesini silaturahmi sekaligus memberikan bantuan.Pak Bambang DH berpesan, dengan bantuan materil ini harapannya anak-anak Pak Djoeharitetap bisa sekolah semua. Jadi kita minta datanya nanti kita coba hubungankandengan dinas sosial. Intinya yang penting adek-adek ini bisa sekolah,"kata Tarmuji.

Sejatinya Djoehari memilki enam orang anak. Namun anakpertama dan kedua sudah tidak lagi tinggal dengannya. Jadi saat ini ia hidupdengan empat orang anak. Selepas kepergian sang istri pada tahun 2015, hidupnyasemakin berat lantaran dirinya sudah tidak bisa bekerja lagi karena sakit.

Dengan kondisi ini, keluarga Djoehari hanya mengandalkanbelas kasih bantuan dari tetangga sekitar. Tak hanya itu, kondisi tersebut jugamemaksa anak-anaknya untuk hidup mandiri. "Selama ini ya uang dari kakakpertama tapi nggak seberapa. Yang masak ya kadang saya dan adik saya,"ungkap Akhmad Wahyu (16) anak ketiga Djoehari.

Akhmad menceritakan seharusnya saat ini dirinya menempuhpendidikan kelas 2 SMP di Home Pesantren Putra Agung Surabaya. Tetapi apa daya,nasib yang mengharuskan dirinya untuk putus sekolah di usia remajanya.

Kendati demikian suatu saat ia berharap untuk bisamelanjutkan sekolah seperti teman-teman sebayanya. Ia juga ingin orang tuanyabisa dirawat dengan baik dan lekas sembuh seperti sediakala.

"Kakak kedua tinggal sama nenek. Adik yang ke empatmasih sekolah di SMP Muhammadiyah 13 Surabaya, adik ke lima sekolah di SD WaliIdris Surabaya. Sedangkan adik yang terakhir masih umur 6 tahun belumsekolah," ceritanya. (Sur)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.