
JOMBANG (Lenteratoday)-Masyarakat di Dusun Kemodo Utara, Dukuh Mojo, Mojoagung, Jombang adalah masyarakat perdesaan dimana sistem pertanian menjadi tumpuan kehidupan sehari-hari. Kehidupan sosial budaya berkorelasi dengan sistem pertanian yang kental dengan tradisi kehidupan terhadap nilai-nilai kerjasama.
Sehingga berbagai kelompok sosial yang muncul pada masyarakat ini, akan selalu menekankan arti penting terhadap nilai kerjasama tersebut. Namun demikian, kondisi ekonomi kaum perempuan masih memprihatinkan khususnya komunitas PEKKA (perempuan kepala rumah tangga).
Perempuan sebagai ibu rumah tangga adalah pihak pertama yang merasakan kesenjangan ini. Peran ganda mereka, memaksa mereka untuk mampu menghadapi situasi yang dilematis ini. Dengan demikian, keterkaitan dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemandirian ekonomi untuk menghadapi situasi ini membutuhkan solusi yang bersifat holistik dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.
Meskipun sebenarnya mereka memiliki kemampuan individu dan sosial untuk bangkit. Atas dasar alasan itulah, pengabdian kepada masyarakat diperlukan untuk mendampingi mereka agar mampu berbuat lebih agar mendapatkan kemampuan produksi bersama.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui skema PKM GESI (Gender Equality and Social Inclusion) yang dilaksanakan tim dosen yang terdiri dari Dr. Sjafiatul Mardliyah, S. Sos., M.A., Dr. Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd., Amalia Ruhana, SP., MPH., Dr. Yeni Anistyasari, S.Pd., M.Kom., Biyan Yesi Wilujeng, S.Pd., M.Pd., Yuni Lestari, S.AP.,M.AP., Putri Aisyiyah Rachma Dewi., S.Sos., M.Med.Kom. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak empat kali, yaitu 5, 12, 19 dan 26 Mei 2024. Kegiatan dilaksanakan setiap hari Minggu selama bulan Mei dan dimulai pada jam 09.00 – 12.00 WIB.
Selamat empat kali pertemuan, komunitas PEKKA yang terdiri dari janda dan perempuan kepala rumah tangga ini, membuat aneka kue tradisional. Di rumah salah satu peserta, mereka membuat berbagai jajanan seperti kue talam, lumpur, onde-onde, pukis, lumpia, wingko dan mini brwonis Sumber belajar diperoleh dari media youtube yang sudah familiar. Pada akhir pertemuan, pelaksana PKM GESI mengadakan evaluasi kegiatan demi keberlanjutan kegiatan ini.
Diskusi akhir ini menghasilkan keputusan bahwa mereka akan mempromosikan jajan tradisional pada berbagai kegiatan sosial yang sering dilaksanakan oleh masyarakat seperti yasinan, tahlil dan diba’an yang sudah menjadi kegiatan rutin. Mereka menyatakan siap menerima pesanan untuk membuatkan jajan tradisional jika tetangga, teman maupun saudara membutuhkannya.
Pelaksana PKM GESI Unesa tak lupa juga memberikan modal berdagang dan beberapa peralatan memasak sebagai investasi yang bisa melahirkan kegiatan produksi secara ekonomi di masa yang akan datang.(*)
Co-Editor: Nei-Dya