
MALANG (Lenteratoday) - Mulai tahun 2025 mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengharapkan agar operasional gedung Malang Creative Center (MCC) tidak lagi mengandalkan APBD. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, Kamis (20/6/2024).
Eko menegaskan, MCC dibangun dengan tidak berorientasi pada profit, melainkan memiliki peran strategis sebagai wadah bagi pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang.
"MCC bukanlah proyek yang diorientasikan pada profit, namun sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat dalam menghimpun para pelaku ekonomi kreatif," ujarnya.
Eko juga mencatat, selama hampir satu tahun diresmikan, MCC telah mengalokasikan sebagian besar kegiatannya untuk mendukung ekonomi kreatif lokal. "Hingga saat ini, MCC telah mengarahkan 60 persen operasional untuk kepentingan masyarakat, sementara sisanya, 40 persen memang untuk aspek komersial," jelas Eko.
Mengenai peningkatan kemandirian MCC, Eko optimistis pada tahun 2025, seluruh fasilitas dan aktivitas di MCC akan mencapai optimalisasi penuh.
"Sementara kontribusi dari sektor komersial diharapkan juga dapat berkontribusi signifikan melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), seperti yang telah tercapai dari sektor pajak parkir hingga saat ini," tambahnya.
Sebelumnya diketahui, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) telah mengutarakan keinginan agar MCC tidak lagi mengandalkan APBD mulai tahun 2025. Menanggapi hal ini, Eko menjelaskan langkah ini sejalan dengan strategi untuk memastikan MCC dapat berdiri sendiri secara ekonomi.
Dalam konteks ini, Eko juga mengungkapkan, telah ada minat besar dari berbagai investor untuk berinvestasi dalam unit-unit komersial di MCC. "Investor dari berbagai sektor seperti bioskop dan olahraga telah menunjukkan minat yang tinggi untuk berpartisipasi dalam pengembangan MCC," ungkap Eko.
Melalui langkah-langkah ini, Eko berharap MCC dapat terus menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan ekonomi kreatif bagi masyarakat Kota Malang, serta mendukung kemandirian ekonomi lokal. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi