
KEDIRI (Lenteratoday) - Petahana Bupati Hanindhito Himawan Pramana nampaknya akan bersaing dengan Denny Widyanarko, bos rokok Tajimas dalam Pilkada Kabupaten Kediri 2024 mendatang. Keduanya sama sama telah mengantongi rekomendasi dari surat tugas.
Petahana Bupati Hanindhito Himawan Pramana mendapatkan rekom dari PAN dan surat tugas dari Partai Demokrat untuk maju pada Pilkada 2024 Kabupaten Kediri. Sementara pesaingnya Denny Widyanarko, bos rokok Tajimas mendapat amunisi baru surat tugas dari Demokrat dan rekom dari PKB, dimana sebelumnya sudah mengantongi rekom dari Partai Nasdem.
Rekom dari PAN disampaikan sendiri Mas Dhito kepada awak media usai menerimanya di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jawa Timur, Rabu (19/6/2024). “Yang paling penting saya akan fokus dulu menyelesaikan tugas saya si periode pertama,” terang bupati yang merupakan kader PDI Perjuangan tersebut.
Menurutnya, setelah mendapatkan rekomendasi dari partai berlambang matahari putih itu, pihaknya akan terus menjalin komunikasi politik dan konsolidasi guna mempersiapkan kontestasi di Pilkada yang akan berlangsung pada November 2024 ini.
“Alhamdulillah saya hari ini menerima rekomendasi dari PAN tentunya akan melakukan konsolidasi dari partai-partai pendukung dan pengusung,” jelasnya.
Sebagai bupati petahana, Mas Dhito menginginkan Pilkada tahun ini bisa menghasilkan demokrasi yang kondusif serta memiliki calon-calon yang mumpuni.
“Saya harap pesta demokrasi ini bisa betul- betul terjaga dengan kondusif. Siapapun nanti calonnya yang ada. Itulah calon yang betul-betul punya kapasitas,” harapnya.
Sementara itu, Ketua DPW PAN Jawa Timur Ahmad Rizki Sadig mengungkapkan kinerja bupati muda berusia 31 ini selama periode pertamanya dinilai berhasil dan terukur.
“Ini adalah periode kedua kalinya karena yang pertama kita juga mendukung Mas Dhito. Kita melihat kinerjanya cukup bagus, hasil kerja bisa terukur,” ungkap Sadiq.
Pasalnya, dalam kontestasi lima tahunan ini, selain calon bupati, calon wakil bupati juga sangat menentukan langkah serta kemenangan dalam kontestasi Pilkada.
“Harapan kami, segera itu bisa diberikan input kepada DPW PAN untuk bisa dikeluarkan rekomendasi paket Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah,” kata Sadiq.
Sementara itu pada hari yang sama, Rabu (19/6/24) Partai Demokrat memberikan surat tugas untuk Pilbup Kediri pada dua orang, yakni, Mas Dhito dan pesaingnya, Deny Widyanarko.
Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Kediri, M. Zaini mengatakan partainya memberikan surat tugas kepada Dhito dan Deny, sebelum mendapatkan rekomendasi sebagai bakal calon Bupati Kediri.
“Setelah kami ajukan ke DPD dan DPP, akhirnya dikeluarkan surat tugas kepada Mas Dhito dan Mas Deny sekaligus. Mereka diberi batas waktu satu bulan untuk menyelesaikan,” kata Zaini kepada awak media, Rabu (19/6/2024).
Surat tugas tersebut berisi tiga perintah. Pertama, mencari pasangan atau wakil bupati yang dikehendaki. Kedua, membangun komunikasi dengan partai politik yang akan mengusung. Ketiga, melakukan survei dengan lembaga profesional untuk mengukur elektabilitas di masyarakat.“Dari tugas itu akan menjadi landasan kami mengeluarkan rekomendasi sebagai syarat mendaftar di KPU,” terang Zaini.
Surat tugas kepada Mas Dhito diberikan oleh DPP Demokrat di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2024. Sedangkan surat tugas untuk Deny Widyanarko diberikan sehari berikutnya, 14 Juni 2024.

Sementara itu, rekom dari PKB berupa paket pasangan dimana Denny Widyanarko sebagai calon bupati (cabup) dipasangkan dengan Ketua Muslimat Kabupaten Kediri Mudawamah sebagai bacawabup.
Rekomendasi untuk Denny diserahkan di DPP PKB, Rabu (19/6/24). Rekom diserahkan oleh Ketua DPW PKB Jatim Halim Iskandar. “DPP PKB memutuskan memberi rekomendasi kepada Pak Denny,” kata Ketua DPC PKB Kabupaten Kediri Sentot Djamaluddin.
Lebih jauh Sentot mengatakan, DPC PKB Kabupaten Kediri hanya berwenang melakukan komunikasi dengan para kandidat bakal calon bupati (bacabup). Sedangkan penentuan rekomendasi mutlak merupakan kewenangan DPP PKB. Karenanya, setelah rekom turun, pihaknya akan menindaklanjutinya. “Kami siap berkoalisi dengan Nasdem dan mengambil langkah-langkah untuk memenangkan Pak Denny,” lanjut Sentot.
Pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Kediri November nanti dipastikan tidak akan diikuti oleh calon tunggal. Hal tersebut setelah Owner PT Taji Mas Grup Denny Widyanarko mengantongi rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa. Partai berlambang bintang sembilan itu memberi rekom Deny satu paket dengan Ketua Muslimat Kabupaten Kediri Mudawamah.
Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, rekomendasi untuk Deny diserahkan di DPP PKB kemarin. Rekom diserahkan oleh Ketua DPW PKB Jatim Halim Iskandar. “DPP PKB memutuskan memberi rekomendasi kepada Pak Denny,” kata Ketua DPC PKB Kabupaten Kediri Sentot Djamaluddin.
Lebih jauh Sentot mengatakan, DPC PKB Kabupaten Kediri hanya berwenang melakukan komunikasi dengan para kandidat bakal calon bupati (bacabup). Sedangkan penentuan rekomendasi mutlak merupakan kewenangan DPP PKB. Karenanya, setelah rekom turun, pihaknya akan menindaklanjutinya. “Kami siap berkoalisi dengan Nasdem dan mengambil langkah-langkah untuk memenangkan Pak Denny,” lanjut Sentot.
Terkait rekom satu paket dengan Mudawamah, Sentot menyebut pihaknya juga siap mengamankan mandat tersebut. Menurutnya, Mudawamah merupakan pasangan yang ideal bagi Deny. “Bisa memperkuat,” terangnya.
Terpisah, Denny yang dikonfirmasi terkait rekomendasi dari PKB juga mengamini. Sebelum menerima rekomendasi dari PKB kemarin, Deny sudah mengantongi rekom dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang memiliki empat kursi. Dengan diraihnya rekom dari PKB yang memiliki sembilan kursi, koalisi dua partai itu sudah cukup untuk mengusung Denny-Mudawamah dalam pilkada November nanti.
Meski demikian, Denny menyebut pihaknya masih akan terus memperkuat koalisi dengan partai lain. Selain Nasdem dan PKB, dia optimistis bisa mendapat rekom dari partai lainnya. Di antaranya Partai Demokrat. “Saya berusaha mewujudkan iklim demokrasi yang sehat. Itu tercermin dari adanya kontestasi di pilkada,” tuturnya.
Dengan keluarnya rekomendasi dari PKB tersebut, peta koalisi di Pilkada Kabupaten Kediri semakin terlihat jelas. Masing-masing dimotori oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki 13 kursi bersama PAN yang memiliki lima kursi (total 18 kursi).
Kemudian, PKB yang memiliki sembilan kursi bersama dengan Partai Nasdem yang memiliki empat kursi dan PKB yang memiliki sembilan kursi (total 13 kursi). Dengan syarat minimal mengusung pasangan calon bupati (cabup) sebanyak 10 kursi, PDIP dan PKB sama-sama bisa mengusung kandidat di pilkada. (*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi