
MALANG (Lenteratoday) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang merespons keluhan petani mengenai kondisi jaringan irigasi. Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menyatakan pihaknya akan meninjau dan memeriksa status jaringan irigasi yang dikeluhkan, sebelum akhirnya melakukan perbaikan pada jaringan tersebut.
“Kami sebelumnya telah merehabilitasi 11 lokasi jaringan irigasi tersier yang tersebar di tiga kecamatan. Yakni di Kedungkandang, Sukun, dan Lowokwaru. Hal ini dilakukan untuk memperlancar aliran air irigasi ke sawah-sawah petani,” ujar Slamet, Kamis (27/6/2024).
Slamet menjelaskan, Kota Malang memiliki total luas sawah sekitar 925 hektare, dengan 788 hektare di antaranya ditanami padi. Sebaran sawah yang ditanami padi meliputi Kedungkandang dengan 320 hektare, Sukun 150 hektare, Blimbing 75 hektare, dan Lowokwaru 235 hektare.
Oleh karena itu, menanggapi keluhan petani dari Kecamatan Lowokwaru terkait jaringan irigasi tersebut, Slamet mengatakan Dispangtan akan melakukan survei terlebih dahulu. Guna menentukan status jaringan irigasi yang dikeluhkan, apakah termasuk irigasi primer, sekunder, atau tersier.
"Nah makanya kalau ada petani yang mengeluhkan terkait revitalisasi jaringan irigasi, akan coba kita survei itu kategori irigasi apa. Karena kalau (jaringan irigasi) tersier itu kewenangannya ada di kami, tapi kalau ternyata irigasi primer dan sekunder, itu ada di Dinas PUPR-PKP,” jelasnya.
Slamet juga mengungkapkan, kerusakan pada saluran irigasi sering kali disebabkan oleh pasangan saluran yang sudah lama roboh, sedimentasi, atau tertutup oleh rumput dan tanaman liar.
Sementara itu, petani dari Kecamatan Lowokwaru, Sutarji, menyampaikan keluhannya mengenai saluran irigasi yang menyempit. Menurutnya, penyempitan tersebut sangat merugikan petani karena air meluber saat musim hujan, sementara di musim kemarau mereka kekurangan air.
"Melubernya air bahkan sampai membanjiri lahan. Penyempitannya ini mungkin disebabkan oleh kedalaman saluran yang kurang saat awal dibangun pada setahun lalu," ujar Sutarji.
Meskipun saluran irigasi di dekat jalan raya telah dibenahi, menurutnya bagian ujung jaringan belum mendapatkan sentuhan perbaikan. Ia berharap agar perbaikan dapat segera dilakukan untuk mempermudah akses air bagi petani. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi