
Surabaya- Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, DinasKetahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya mulai besok akanmenerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Pemeriksaandilakukan tak hanya di lokasi hewan kurban yang dijual, tapi ke tempatpemotongan. Hal ini untuk memastikan daging hewan kurban itu layak dikonsumsimasyarakat.
Kepala DKPP Surabaya, Yuniarto Herlambang mengatakan,pemeriksaan dilakukan tidak hanya kesehatan hewan kurban, tapi juga terhadapasal hewan dan para pedagangnya. Pemeriksaan di tempat penjualan akan dilakukanoleh tim DKPP Surabaya mulai tanggal 13 - 30 Juli 2020.
“Jadi kita ada tim pemeriksaan hewan ternak sebelumdisembelih maupun sesudah disembelih, tim ini yang akan menyebar memeriksahewan-hewan ke seluruh Surabaya,” kata Herlambang, Minggu (12/07/2020).
Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban, pihaknyaakan membagi personel menjadi lima tim. Masing-masing tim itu terdiri dari 60personel yang disebar ke beberapa wilayah Surabaya. Yakni, Surabaya Barat,Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, dan Surabaya Pusat. Tentunya,tim pemeriksa ini dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. "Pengawasandari tim kita tentunya dengan protokol (kesehatan), kita sampaikan ke teman-temanjuga agar hati-hati,” katanya.
Selain itu, kata Herlambang, pemeriksaan kesehatan hewankurban juga dilakukan di tempat pemotongan seperti rumah-rumah ibadah, mulaitanggal 31 Juli – 2 Agustus 2020. Bagi hewan kurban yang telah dilakukanpemeriksaan, akan diberi tanda atau sticker. Karena itu, pihaknya mengimbaumasyarakat agar membeli hewan kurban yang kondisinya sehat.
“Kita ingin masyarakat mau membeli hewan itu tahu bahwahewan ini sehat maupun tidak sehat. Nah, yang sehat-sehat itu nanti yang akankita beri tanda stiker-stiker,” ungkap dia.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Hewan dan Kesmavet (KesehatanMasyarakat dan Veteriner) DKPP Surabaya, Novia Andriani menyampaikan,pemeriksaan kesehatan di tempat pemotongan hewan dilakukan dengan melihatkondisi organ dalam, seperti hati dan paru-paru. Sebab, ia menilai, padamusim-musim seperti ini hewan sangat rentan terhadap penyakit.
“Kenapa kok kita lebih memilih melihat organnya, karena kitakhawatirkan pada saat Idul Qurban orang-orang memasak tidak penuh, misalseperti sate hati dimasak setengah matang. Kalau termakan oleh kita bisamenyebabkan diare akut, demikian juga dengan paru-paru. Itu yang lebih kitatekankan,” kata Novia.
Sedangkan untuk dagingnya, kata Novia, selama hewan ternakitu berasal dari Jawa Timur dipastikan terbebas dari yang namanya penyakitantraks. Di samping itu pula hewan kurban yang sehat itu juga bisa terlihatdari kondisi fisiknya, seperti tidak cacat, tidak luka, tidak diare, sertakakinya tidak pincang. Kemudian, mata hewan itu juga terlihat bersinar bukanberair, serta kondisi cuping hidung lembab.
“Kalau (cuping hidung) kering itu bisa juga bukan karenasakit, mungkin baru didatangkan jadi dehidrasi. Tapi kalau hewan yang sakit itusudah kelihatan, bulunya kusam tidak klimis. Kalau hewan sehat itu klimisbulunya mengkilat,” pungkasnya. (*)