19 April 2025

Get In Touch

Kekeringan di Jawa Timur tak Ganggu Produktivitas Pertanian

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Ruddy Prasetya
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Ruddy Prasetya

SURABAYA (Lenteratoday) - Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Rudy Prasetya, menyampaikan kondisi kekeringan yang dialami provinsi tersebut hingga pertengahan Juli 2024.

Meskipun kemarau yang ada berdampak kekeringan pada ribuan hektar lahan pertanian, petani Jawa Timur menunjukkan semangat juang tinggi dalam mengatasi kekurangan air dan menjaga produktivitas lahan mereka.

"Perlu kami sampaikan data yang kita punya, hingga periode 15 Juli kemarin, kekeringan berdampak pada sekitar 29 ribu hektar lahan. Namun, yang puso (gagal panen) hanya sekitar 4.000 hektar. Sisanya pulih karena petani selalu berupaya mencari sumber air yang ada," ujar Rudy di Surabaya, Kamis (18/7/2024).

Menurut Rudy, petani di beberapa daerah seperti Ngawi, ataupun Madiun menggunakan berbagai cara untuk mengatasi kekurangan air, termasuk pompanisasi dan pemanfaatan sumber air dari sumur dangkal atau sungai terdekat. Upaya ini menunjukkan ketangguhan petani Jawa Timur dalam menghadapi tantangan kekeringan yang rutin terjadi.

ARSIP: Sejumlah warga membawa air bersih yang didistribusikan di Desa Jatisari, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur (Ant)

Pemerintah pusat telah menyalurkan berbagai alat untuk mendukung pengairan, termasuk sekitar 3.800 unit pompa yang mulai disebar sejak Mei 2024 di seluruh kabupaten di Jawa Timur. Pompa-pompa ini diharapkan mampu mengatasi masalah kekeringan dan meningkatkan target perluasan lahan pertanian sekitar 170.000 hektar.

"Saat ini baru 40-50 ribu hektar yang tertangani karena pompa ini belum terpasang keseluruhan, saat ini baru sekitar 2.000-an pompa yang sudah terpasang. Juga ada program bantuan kepada masyarakat langsung untuk irigasi perpipaan," jelas Rudy.

Rudy menambahkan, kondisi kekeringan ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur, tetapi juga di seluruh Jawa. Sementara itu, beberapa daerah di Sumatra mengalami banjir.

"Kondisi ini kami harapkan segera berakhir dengan datangnya musim hujan sehingga kondisi pertanaman kita bisa diperbaiki. Saat ini petani sangat bergairah menanam padi karena harga gabah kering yang sangat tinggi, artinya petani diuntungkan," pungkasnya.

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.