
SURABAYA (Lenteratoday) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan tanggapan dan jawaban atas pandangan umum (PU) Fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025.
Ia menjelaskan bahwa APBD 2025 diprioritaskan untuk kesehatan, penyelesaian banjir hingga pengentasan kemiskinan. Hal ini terlihat dari anggaran gedung dan bangunan yang naik 33,71 persen dan anggaran jalan, jaringan dan irigasi naik sebesar 16,74 persen.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah menyiapkan skema-skema yang akan dijalankan untuk prioritas APBD 2025. Terkait prioritas penyelesain banjir, Eri akan melanjutkan pekerjaan saluran diversi Wiyung yang akan terintegrasi sampai ke Gresik. Saluran tersebut akan ditargetkan selesai 2026.
"Jadi terkait jalan itu, yang dari Wiyung sampai Gresik gorong mari (belum selesai). Lalu, di Gunungsari dan depan Pondok Benowo Indah juga harus diselsaikan karena itu targetnya selesai 2026 nanti. Semua saluran itu akan terintegrasi," jelas Eri, Jumat (2/8/2024).
Sementara untuk prioritas kesehatan APBD 2025 akan difokuskan untuk pembangunan dan perbaikan gedung Rumah Sakit (RS), serta Puskesmas di setiap kelurahan.
"Ada perbaikan terkait gedung RS, ada pula perbaikan Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan layanan Integrasi Layanan Primer (ILP), karena disetiap kelurahan harus ada satu. Layanan itu menjadi percontohan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes), supaya berobat lebih nyaman untuk masyarakat," tuturnya.
Mengenai pengentasan kemiskinan, Eri akan mempertankan skema-skema yang sudah ada, seperti padat karya dan juga pelatihan kerja oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker).
"Pengentasan kemiskinan sudah kita lakukan dengan model padat karya, serta pelatihan kerja oleh Disperinaker dengan melihat kebutuhan yang ada," pungkasnya.
Ditemui dalam kesempatan berbeda, Ketua Komisi C DPRD Surabaya menyebut, jika nilai APBD 20w5 totalnya sekitar Rp 11 miliar lebih. Nantinya, APBD tersebut akan diprioritaskan untuk kesehatan, pendidikan, hingga pembangunan infrastruktur.
"Dan Surabaya masih perlu untuk penanggulangan permasalahan banjir dan juga ini harus dituntaskan termasuk pembangunan infrastruktur. Di samping juga ada pembangunan-pembangunan untuk rumah tidak layak huni," tuturnya.
Selain itu, Baktiono juga meminta agar APBD digunakan untuk pembangunan kota-kota lama atau tempat-tempat bersejarah untuk dihidupkan kembali.
"Jadi masyarakat tidak menumpuk di jalan Tunjungan saja. Maka dibagi, termasuk ada yang di Jembatan Merah yang sudah di resmikan. Lalu di Jalan Veteran nanti kita hidupkan, karena dahulu pada zaman Belanda itu adalah kota-kota hidup karena di tepi sungai yang bagus nanti juga akan dihidupkan semua," tukasnya. (*)
Reporter: Amanah | Editor : Lutfiyu Handi