13 April 2025

Get In Touch

PBNU Keluarkan Sikap Penangkapan Imam Masjid Al-Aqsa oleh Polisi Israel

Imam Besar Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri saat ditangkap oleh polisi Israel (FOTO/IST)
Imam Besar Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri saat ditangkap oleh polisi Israel (FOTO/IST)

SURABAYA (Lenteratoday) -Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) mengutuk penangkapan Imam Besar Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri oleh polisi Israel.

Syekh Ikrima ditangkap usai memimpin salat gaib untuk tokoh Palestina sekaligus pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh .

"PBNU mengutuk tindakan tersebut," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU KH Zulfa Mustofa lewat pesan singkat, Sabtu (3/8/2024).

Senada disampaikan Ketua PBNU Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrur Rozi. Ia mengecam penangkapan Syekh Ekrima Sabri oleh polisi Israel.

Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, ditangkap polisi Israel pada Jumat (2/8/2024) waktu setempat. Ihwalnya, Sabri mengungkit terbunuhnya pimpinan Hamas Ismail Haniyeh dalam ceramahnya.

Menurut pengacara Sabri, Hamza Qatina, Israel menangkap kliennya karena menyebut Haniyeh sebagai martir, mengutip dari AFP, Sabtu (3/8/2024).

Sabri ditahan di komplek polisi Israel di Al-Maskobiya. Hamza mengatakan penangkapan itu atas dugaan penyebaran hasutan bermuatan terorisme.

"(Sabri) saat ini berada di Al-Maskobiya untuk diselidiki atas dugaan menyebar hasutan berbau terorisme karena ia berkabung atas Ismail Haniyeh selama khotbah Jumat dan menggambarkannya sebagai seorang martir," kata Hamza Qatina.

Israel sudah mengonfirmasi penangkapan tersebut. Dalam keterangannya, Israel hanya menyebut tengah menyelidiki seorang imam besar yang diduga membuat pernyataan menghasut dan mendukung terorisme dalam khotbah.

Salah seorang kerabat Syekh Ekrima Sabri mengatakan, polisi Israel menyerbu rumahnya di Yerusalem Timur dan menangkapnya. Setelah salat Jumat di Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri memimpin salat gaib untuk Ismail Haniyeh. Untuk diketahui, Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah serangan pada Rabu, 31 Juli 2024 di Teheran, Iran.

"Warga Yerusalem dan sekitarnya dari mimbar Masjid Al-Aqsa yang diberkahi berduka atas kematian Ismail Haniyeh," kata Syekh Ekrima Sabri dalam khotbahnya dikutip dari laman Anadolu, Sabtu (3/8/2024).

Sabri sebelumnya juga pernah didakwa untuk kasus serupa, yakni hasutan berbau terorisme, pada Juni 2024 lalu.

Kala itu, Israel menuduh Sabri memuji orang-orang bersenjata di Palestina yang menewaskan warga Israel pada Oktober 2022.

Syekh Ekrima Sabri adalah pengkritik keras pendudukan zionis Israel selama puluhan tahun di wilayah Palestina. Sebelumnya ia menjabat sebagai mufti Yerusalem dan wilayah Palestina sejak 1994 hingga 2006 (*)

Sumber: AFP|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.