07 April 2025

Get In Touch

Demo Mahasiswa Saat Pelantikan DPRD Kota Blitar Ricuh, Diwarnai Aksi Bakar Keranda Jenazah dan Pocong

Aksi bakar kranda jenazah dan boneka pocong di depan anggota DPRD Kota Blitar yang baru dilantik oleh mahasiswa (atas) dan kericuhan antara mahasiswa dan anggota DPRD Kota Blitar saat aksi, Jumat(23/8/2024).
Aksi bakar kranda jenazah dan boneka pocong di depan anggota DPRD Kota Blitar yang baru dilantik oleh mahasiswa (atas) dan kericuhan antara mahasiswa dan anggota DPRD Kota Blitar saat aksi, Jumat(23/8/2024).

BLITAR (Lenteratoday) - Pelantikan anggota DPRD Kota Blitar diwarnai demo mahasiswa, bahkan ricuh dengan terjadinya aksi saling dorong dan nyaris baku hantam dengan anggota dewan yang baru dilantik.

Dalam aksi ini juga dilakukan bakar ban dan keranda jenazah bertuliskan konstitusi dan boneka pocong, sebagai simbol matinya lembaga konstitusi di Indonesia.

Ratusan mahasiswa Blitar Raya dari elemen GMNI, HMI, PMII dan IMM melakukan aksi demo, menyampaikan aspirasinya kepada anggota DPRD Kota Blitar yang dilantik hari ini, Jumat(23/8/2024).

Sebelum aksi, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi tersebut berkumpul di Istana Gebang, Jalan Sultan Agung, Kota Blitar. Kemudian longmarch menuju gedung DPRD Kota Blitar di Jalan A Yani, yang berjarak sekitar 500 meter.

Sambil membantangkan poster berisi aspirasinya, para mahasiswa langsung berorasi setibanya di depan gedung DPRD Kota Blitar.

Dalam orasi bergantian yang disampaikan perwakilan masing-masing elemen dari GMNI, HMI, PMII dan IMM mereka menegaskan agar para anggota DPRD Kota Blitar yang baru dilantik menepati janjinya sebagai wakil rakyat.

"Wahai bapak ibu yang terhirmat, jadilah Dewa Perwakilan Rakyat jangan menjadi Dewan Pengkhianat Rakyat," teriak seorang mahasiswa dalam orasinya.

Selain itu mereka juga menegaskan bahwa wakil rakyat, harus bisa menjadi penjaga demokrasi dan konstitusi. Bisa menyampaikan aspirasi masyarakat di daerah, agar bisa tersampaikan ke pusat.

"Apalagi dengan adanya akrobat politik oleh DPR RI, yang hanya dalam waktu hitungan jam ingin merubah UU Pilkada melawan keputusan MK," tandasnya.

Akibat adanya aksi demo ini, pelantikan anggota DPRD Kota Blitar dipercepat dari semula jam 09.00 WIB menjadi sekitar jam 08.00 WIB.

Saat berlangsung demo, sempat terjadi aksi teriakan dari para mahasiswa. Karena melihat beberapa anggota DPRD yang baru dilantik, justru pulang keluar meninggalkan gedung dewan dari pintu barat.

"Bapak dewan yang terhormat jangan pulang, jangan pergi meninggalkan rakyat," teriak mahasiswa yang berorasi.

Massa pendemo juga menuntut agar seluruh anggota DPRD Kota Blitar yang baru dilantik keluar dan menemui mereka, sebagai bukti mereka adalah wakil rakyat.

"Jangan hanya minta dipilih oleh rakyat, tapi setelah itu mengabaikan rakyat," ujar salah satu koordinator aksi, Riko.

Para mahasiswa juga menampilkan theatrikal yang menggambarkan matinya konstitusi, yang dilambangkan dengan boneka pocong dibawa keranda bertuliskan konstitusi kemudian dibakar.

Riko juga menyampaikan 3 tuntutan kepada DPRD Kota Blitar, diantaranya mendesak DPR RI mengawasi keputusan MK sampai disahkan menjadi PKPU. Menuntut adanya uji publik, terhadap pembentukan RUU yang sering kali dilakukan mendadak. Serta terakhir, mengecam DPR RI yang melakukan pembangkangan konstitusi dan membahayakan kedualtan hukum.

"Dengan meminta pemerintah untuk menghentikan pembahasan revisi RUU Pilkada, untuk menjaga konstitusi dan demokrasi Indonesia," tandas Riko.

Saat menunggu 25 orang anggota DPRD Kota Blitar yang baru dilantik berkumpul, sempat terjadi kericuhan antara mahasiswa dengan anggota dewan. Terjadi aksi saling dorong dan nyaris baku hamtam, karena tersulut emosi. Namun dengan sigap, personel kepolisian dan Sat Pol PP yang berjaga segera meredakan situasi dan memisahkannya.

Setelah seluruh anggota dewan berkumpul, mereka diminta duduk bersila sejajar dengan para mahasiswa. Kemudian dibacakan ikrar sebagai wakil rakyat, serta ditutup dengan penandatanganan kain kosong oleh seluruh anggota dewan. Termasuk perwakilan elemen mahasiswa, serta organisasi media.

Reporter: Arief Sukaputra/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.