
SURABAYA (Lenteratoday) – Jelang Muktamar VI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akan berlangsung pada 24-25 Agustus 2024 di Bali, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur menyiapkan langkah preventif untuk memastikan keamanan dan ketertiban perhelatan akbat tersebut.
Sekretaris DPW PKB Jatim, Anik Maslachah, menjelaskan salah satunya dengan mendatangi Ditintelkam Polda Jatim untuk melaporkan bahwa ada upaya provokatif yang dilakukan oknum oleh sekelompok orang yang mengarah pada kegaduhan, kekacauan, kerusuhan, dan ada arah untuk menggagalkan pelaksanaan muktamar PKB.
"Intinya adalah meminta agar Polda mengambil tindakan preventif dan represif manakala terjadi indikasi yang saya sebutkan," ungkap Anik Maslachah, Jumat (23/08/2024).
Perempuan yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim itu menuturkan, langkah tersebut tidak hanya ditujukan untuk memastikan Muktamar berjalan dengan tertib, tetapi juga untuk mengamankan gawe nasional lainnya, yaitu Pilkada dan Pilgub serentak di Indonesia.
Menurut Anik, setiap potensi gangguan seperti kegaduhan atau kerusuhan selama Muktamar dapat berdampak negatif terhadap keamanan dan ketertiban selama proses Pilkada dan Pilgub di Jawa Timur.
"Ketika persoalan yang saya sebutkan, kegaduhan, kerusuhan, menimbulkan sampai chaos ini tentu akan mengarah pada keamanan ketertiban Pilgub dan Pilkada Jatim," tuturnya.
Anik menekankan pentingnya menjaga Jawa Timur tetap kondusif, terutama menjelang Pilkada dan Pilgub. Ia yakin bahwa jika Muktamar di Bali berlangsung dengan baik, hal ini akan menjadi pertanda positif bagi pelaksanaan Pilkada dan Pilgub di Jawa Timur.
"Jatim selama ini apapun konstestasi pasti aman dan kondusif. Embrio untuk Pilkada, Pilgub ketika Muktamar ini berjalan baik, saya yakini itu juga akan berjalan baik," tegasnya.
Lebih lanjut, Anik mengungkapkan adanya indikasi gerakan-gerakan yang berpotensi mengganggu jalannya Muktamar. Salah satu yang disoroti adalah upaya beberapa oknum massa yang berencana menggelar kegiatan di Bali bersamaan dengan Muktamar, seperti mengumpulkan massa besar untuk apel kesetiaan.
Menurut Informasi yang beredar menyebutkan bahwa undangan untuk kegiatan tersebut viral di media sosial, dengan perkiraan jumlah peserta mencapai 100 ribu orang dari berbagai wilayah, terutama dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Selain itu, ia juga mencatat adanya gerakan lain yang berpotensi menciptakan instabilitas, seperti upaya pembentukan kepengurusan baru atau bahkan rencana untuk mengadakan Muktamar tandingan.
"Ada juga gerakan yang mengajak membentuk kepengurusan baru dan semacam membuat Muktamar tandingan. Kira-kira kayak begitu dari indikasi itulah kemudian menjadikan alasan kenapa kami hadir ke Polda untuk langkah antisipatif terhadap tindakan intimidatif, terhadap upaya-upaya provokatif itu," pungkasnya. (*)
Reporter: Pradhita | Editor : Lutfiyu Handi