
MALANG (Lenteratoday) - Sebanyak 58 sekolah di Kota Malang mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berencana mengandalkan bantuan dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan APBD 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, mengatakan total 1.820 ruang kelas di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang mengalami kerusakan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.121 ruang kelas berada di SD dan 699 ruang kelas lainnya di SMP.
"Secara lebih rinci, dari total ruang kelas di SD, sebanyak 996 ruang mengalami kerusakan ringan, 70 ruang rusak sedang, dan 55 ruang rusak berat. Kalau di jenjang SMP, ada 697 ruang yang mengalami kerusakan ringan dan dua ruang rusak berat," ujar Suwarjana, Rabu (4/9/2024).
Suwarjana menjelaskan perbaikan akan dilakukan dalam dua tahap, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Menurutnya, perbaikan jangka pendek akan dilakukan pada tahun 2024 dengan memanfaatkan bantuan CSR untuk menangani skala prioritas.
Sedangkan untuk perbaikan jangka panjang akan dilaksanakan pada tahun 2025 dengan dana yang bersumber dari CSR, serta APBD 2025, termasuk dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Saat ini, pihaknya mengaku masih menentukan skala prioritas untuk sekolah-sekolah yang akan diperbaiki.
"Ini sedang kami rekap dan tentukan skala prioritasnya. Awalnya ada 58 sekolah yang kami identifikasi, tetapi sesuai permintaan Pak Pj Wali Kota, kami harus memprioritaskan yang paling mendesak untuk dipresentasikan di hadapan perusahaan CSR," tambahnya.
Suwarjana juga memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan ruang kelas di jenjang SD mencapai Rp 25 miliar. Sementara itu, untuk SMP, anggaran yang diperlukan sebesar Rp 7 miliar, yang akan digunakan untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak ringan, sedang, maupun berat.
Suwarjana berharap pada tahun 2024 ini, setidaknya 10 sekolah yang mengalami kerusakan paling parah dapat segera diperbaiki, terutama untuk bagian-bagian vital seperti atap, struktur bangunan, kusen, dan fasilitas lainnya.
Selain itu, beberapa sekolah juga membutuhkan tambahan fasilitas seperti toilet, mengingat ketidakseimbangan jumlah toilet dengan jumlah siswa.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menekankan perbaikan gedung sekolah ini merupakan prioritas yang harus segera dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Malang. Menurutnya, fasilitas yang memadai sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar yang efektif.
"Tentu ini butuh alokasi yang besar, tapi kami tetap upayakan alokasi anggaran di tahun 2025 dan memaksimalkan kontribusi perusahaan melalui TSP," pungkas Iwan. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi