15 April 2025

Get In Touch

PT Angkasa Pura I dan II Merger Jadi Angkasa Pura Indonesia

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat meresmikan PT Angkasa Pura Indonesia di Kantor InJourney, Jakarta, Senin (9/9/2024). ANTARA/Maria Cicilia Galuh
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat meresmikan PT Angkasa Pura Indonesia di Kantor InJourney, Jakarta, Senin (9/9/2024). ANTARA/Maria Cicilia Galuh

JAKARTA (Lenteratoday) - PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II resmi bergabung atau merger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia. PEresmian merger disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Budi berharap penggabungan dua perusahaan ini, diharapkan dapat membawa kebaikan bagi pertumbuhan ekonomi di sektor penerbangan.

"Merombak dua korporasi besar yang sudah dalam zona comfort itu tidak mudah. Dengan disatukan ini, insya Allah ini memberikan kebaikan dan competitiveness terhadap airport yang lainnya," ujar Budi saat peresmian PT Angkasa Pura Indonesia di Jakarta, Senin (9/9/2024).

Sementara itu, Erick Thohir memastikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terkait dengan penggabungan atau merger antara PT Angkasa Pura I dan II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia. "Jadi isu lay off tidak ada, justru ini isu pengembangan," ujar Erick di Jakarta.

Erick menyampaikan merger antara beberapa perusahaan BUMN pernah dilakukan sebelumnya, salah satunya PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Dalam proses penggabungan empat perusahaan menjadi satu tersebut, tidak terdapat isu PHK.

Keberhasilan dari merger Pelindo ini, kata Erick, bisa menjadi sebuah contoh efisiensi di lingkungan BUMN.

Lebih lanjut, Erick mengatakan Angkasa Pura Indonesia akan mengelola 37 bandara dalam satu sistem pelayanan. Menurutnya, saat ini banyak bandara-bandara di luar negeri juga telah bertransformasi untuk membuat ekosistem baru dalam bisnis penerbangan.

"Kalau kita sering ke luar negeri melihat banyak airport yang sekarang berubah model, tidak hanya buat transportasi, tetapi membangun sebuah ekosistem baru," kata Erick.

Kementerian BUMN mendorong adanya perbaikan bisnis model pada industri penerbangan, sehingga nantinya pendapatan tidak hanya bergantung pada aero tetapi juga non aero.

"Kalau kita lihat non aero sudah mulai meningkat, di Singapura, di beberapa negara memang airport ini juga menjadi pusat kehidupan manusia, jadi bukan hanya buat traveling. Nah, di sini lah kenapa nanti kita akan memperbaiki bisnis model," ucap Erick.

Sementara itu, Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria mengatakan penggabungan dua korporasi tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai operator bandara nomor lima terbesar di dunia.

Proses penggabungan ini sendiri telah berlangsung selama kurang lebih 9 bulan, tanpa mengganggu jalannya operasional kedua korporasi.

"Alhamdulillah proses ini sudah selesai, termasuk di dalamnya kami menyelesaikan 6-9 aturan yang untuk supaya comply dengan aturan yang berlaku. Kami sampaikan bahwa tepatnya hari ini kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia," kata Dony.

Dony menjelaskan, dari sisi operasional PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney telah memimpin 160 subsistem yang telah tergabung dalam InJourney Airports.

Subsistem ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga besar yakni terminal, air side dan enterprise system. Menurut Dony, nantinya setiap bandara akan mengacu pada tiga hal tersebut dalam pengelolaannya.

Dari sisi komersial, bandara akan melakukan proses transformasi untuk menghasilkan pendapatan di luar sektor aero atau penerbangan.

"Kita menyadari hari ini revenue kita masih sebagian besar didominasi oleh aero revenue. Tapi tahun ini kita berhasil meningkatkan non aero revenue, kita memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Kita growth year on year itu sebesar 49 persen, ini satu pencapaian yang cukup baik," ucap Dony. (*)

Sumber : Antara | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.