
MALANG (Lemteratoday) - Pasar tradisional di Kota Malang kini mulai menarik minat generasi muda. Jika sebelumnya identik dengan kunjungan ibu-ibu rumah tangga, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah berupaya untuk membuat wajah baru pasar rakyat. Agar lebih modern dan relevan bagi kaum milenial dan Generasi Z (Gen-Z).
"Kami harus mengubah persepsi masyarakat. Kami ingin kaum milenial, generasi Z untuk mengunjungi pasar rakyat tradisional. Contohnya di Pasar Klojen dan Pasar Oro-oro Dowo, yang sekarang banyak digandrungi anak muda," ujar Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, Senin (16/9/2024).
Menurut Eko, pasar-pasar tersebut kini tak hanya menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, namun juga menawarkan pengalaman kuliner yang menarik bagi generasi muda.
Keberadaan tempat kuliner yang nyaman dan unik di pasar rakyat, sambung Eko, membuat anak muda tak harus pergi ke kafe untuk sekedar ngopi atau mencari jajanan kekinian. "Makanya kami juga mengundang kelompok anak muda yang memang mempunyai jiwa entrepreneur, untuk berjualan di dalam pasar rakyat," tambahnya.
Selain itu, desain pasar yang dibuat lebih modern dengan fasilitas yang bersih dan nyaman, juga menjadi magnet bagi anak muda untuk berkunjung. Eko menyebutkan, desain ini akan diterapkan di pasar-pasar lain di Kota Malang secara bertahap.
"Sekarang sudah mulai, mereka (anak-anak muda) banyak yang ngopi dan kulineran di Pasar Klojen atau Pasar Oro-oro Dowo, karena memang sudah kita design untuk itu. Selanjutnya akan diterapkan di semua pasar," jelasnya.
Di sisi lain, para pedagang juga menyambut baik perubahan ini. Ivan Rahman (32), seorang penjual kue putu di Pasar Klojen, mengungkapkan ia sengaja memilih berjualan kuliner tradisional untuk menghadirkan nuansa pasar yang tetap otentik, namun dengan tampilan modern yang disukai anak muda.
"Kami ingin mencoba pengalaman yang beda, ingin meramaikan pasar rakyat tradisional juga," ujar Ivan. Dikatakannya, kue putu menjadi pilihan karena makanan ini sudah mulai langka dan memiliki daya tarik tersendiri. Ia pun menargetkan anak muda sebagai konsumen utama, namun tetap membuka peluang bagi semua kalangan untuk menikmati produknya.
Sementara itu, salah satu pengunjung pasar Klojen, Adibah Hasna (16), mengaku tertarik mengunjungi pasar setelah melihat testimoni positif di media sosial. Menurutnya, hal ini membuat pasar rakyat tak lagi terkesan ketinggalan zaman, sehingga menarik bagi generasi muda yang gemar berburu kuliner unik.
"Awalnya lihat di TikTok, banyak yang posting pengalaman menarik di pasar Klojen. Ternyata pas datang ke sini, tempatnya nyaman dan banyak spot kuliner yang asik buat nongkrong. Enggak nyangka pasar tradisional bisa sekeren ini," ujar Hasna. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi