08 April 2025

Get In Touch

Walikota Abu Bakar Laris Manis Jadi Pembicara di Webinar

Walikota Abu Bakar Laris Manis Jadi Pembicara di Webinar

Kediri - Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar laris manis menjadi pembicara atau narasumber di berbagai webinar yang marak di tengah pandemi Covid-19. Kali ini menjadi keynote speaker dalam webinar yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Webinar ini mengambil tema Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Desa yang diikuti oleh 254 orang. Pada webinar kali ini, walikota yang akrab disapa Mas Abu itu memaparkan berbagai program pelayanan di Kota Kediri.

Materi yang disampaikan bertajuk Kota Kediri: Kota Kecil yang Produktif. “Disini saya akan memberikan pengalaman saya. Mudah-mudahan ini nanti bisa menjadi kajian. Saya sadar sekali bahwa apa yang kita lakukan di Kota Kediri ini sangat terbatas. Dan saya juga sadar bahwa perkembangan ilmu sangat dinamis sekali bahkan duniapun juga selalu berubah-ubah. Makanya kita harus memilih apa yang bisa kita aplikasikan di dalam pemerintah khususnya untuk pelayanan kota,” ujarnya.

Disampaikan berbagai capaian Pemkot Kediri dengan indikator pembangunan beberapa tahun terakhir. Seperti PDRB ADHK Kota Kediri (dalam juta rupiah) tahun 2018 sebesar Rp 85.341.232 dan PDRB perkapita pada tahun 2019 sebesar Rp 484.512,57. Untuk pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri juga cukup tinggi yakni sebesar 5,47 persen di tahun 2019.

Pemkot Kediri juga terus berupaya menekan laju inflasi. Bahkan inflasi Kota Kediri sebesar 1,83 persen. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi Jawa Timur dan nasional. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Kediri masuk dalam kategori tinggi yakni 78,08 di tahun 2019. Indeks Kepuasan Masyarakat Kota Kediri sebesar 3,41 atau 85,17 masuk dalam kategori baik. Tingkat pengangguran di Kota Kediri sebesar 4,22 persen dan indeks kemiskinan di Kota Kediri sebesar 7,16.

“Kota Kediri ini kecil luasnya hanya 63,4 km2. Hanya ada 3 kecamatan dan 46 kelurahan. Populasinya hanya kurang lebih 300-an ribu jiwa dan kegiatan ekonominya di industri, perdagangan dan jasa,” urainya.

Upaya menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan partisipasi masyarakat, Pemkot Kediri membuat program berbasis masyarakat yakni, Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas). Dimana masyarakat melalui rembuk warga membangun lingkungannya dengan dana Rp 50 juta/RT/tahun selama tahun 2015-2019.

Pada tahun 2020 dana bantuan yang diberikan naik menjadi Rp 100 juta/RT/tahun. Melalui Prodamas ini pembangunan bisa dipercepat. Bila dikerjakan oleh dinas dapat membutuhkan waktu 10 tahun dengan Prodamas 1 tahun bisa selesai.

“Kebiasaan pemerintah membangun hanya di tengah kota sebagai etalase nya saja. Itu kita ubah dengan membangun juga ditingkat RT. Tingkat partisipasi masyarakatnya pun juga meningkat. Mereka akhirnya mau rembuk dan bergotong-royong membangun lingkungannya,” ungkap walikota muda ini.

Guna menyerap aspirasi masyarakat melalui komunikasi publik, Pemkot Kediri memiliki forum rembuk warga yang dikemas dalam acara bincang ringan, Kopi Tahu. Dimana diselenggarakan secara bergiliran dari kelurahan ke kelurahan yang ada di Kota Kediri. Adapula sistem aduan masyarakat yakni Suara Warga (SURGA) yang dimanfaatkan masyarakat untuk membuat aduan dan akan segera ditangani Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Dalam Kopi Tahu, selain untuk menyampaikan program-program dan capaian pemerintah, juga saya manfaatkan untuk menampung aspirasi dan keluhan warga,” jelasnya.

Menjawab tantangan saat ini, Pemkot Kediri juga memiliki berbagai program. Seperti pelayanan daring, mulai dari Kediri Single Window of Investment, pelayanan kependudukan online melalui aplikasi SAKTI, pelayanan surat keterangan online atau e-Suket, dan Traker Kota Kediri. Pada bidang pendidikan, ada bus sekolah dan angkot gratis, beasiswa bagi mahaiswa, pelatihan ketrampilan bagi anak punk di Kota Kediri, dan English Massive.

Bidang kesehatan, ada beberapa program. Seperti, posyandu balita dan lansia, puskesmas gratis, home care, dan pelayanan kesehatan gratis. Kemudian juga ada beberapa upaya untuk mendukung pertumbuhan UMKM di Kota Kediri. Yaitu melalui fasilitasi UMKM, Mall UMKM Kota Kediri dan bermitra dengan marketplace seperti Bukalapak.

Diungkapkan, beberapa penghargaan pun juga telah diraih Pemkot Kediri. Diantaranya, Smart City Level 3 di Indonesia satu level dengan Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Semarang. Lalu TPID Terbaik di Kawasan Jawa & Bali, Wahana Tata Nugraha, Predikat WTP, 10 Besar Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) Terbaik Tingkat Nasional 2019, 5 Terbaik Pelayanan Perizinan Se-Indonesia tahun 2016 dan 2018, Penilaian SAKIP BB tahun 2018 dan 2019, serta Adipura tahun 2014 dan 2018.

Di masa pandemi ini, Pemkot Kediri juga memiliki beberapa program untuk masyarakat. Seperti, media center, isolasi mandiri dan tracing mendalam, rumah sakit khusus Covid-19, bantuan sayur mayur bagi warga Kota Kediri yang isolasi mandiri, bantuan Kartu Sahabat dan pembatasan kegiatan berisiko.

Recovery ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 ini Pemkot Kediri juga melakukan beberapa upaya seperti belanja instan dari rumah (Bi Imah), pelatihan produk UMKM Go Digital, dan live review di instagram. “Kalau kita mau berupaya semaksimal mungkin saya rasa akan banyak peluang. Di media online juga banyak dijelaskan di tengah krisis ekonomi ini berbagai kebijakan ekonomi yang kita lakukan memberikan dampak dan sangat membantu,” jelasnya.

Pada bagian akhir, Walikota Abu Bakar mengungkapkan meskipun Kota Kediri adalah kota kecil namun Pemkot Kediri terus berupaya menyemarakkan kota. “Kita berikan peluang untuk investor ataupun UMKM untuk berkembang di Kota Kediri. Meskipun Kota Kediri ini kecil namun kota kita ini produktif. Sehingga kita menunjukkan walaupun kita memiliki kota yang kecil namun kota ini cantik, seksi dan sangat diperhitungkan,” ungkapnya.

Pada sesi tanya jawab, Sofia dari UIN Sunan Ampel Surabaya berkesempatan bertanya kepada Walikota Kediri. “Selain fokus menekan angka pengangguran adakah program bagi difabel untuk mengatasi kesenjangan sosial ?,” tanyanya.

Abu Bakar pun menjawab bahwa di Pemkot Kediri juga memberikan peluang yang sama bagi difabel. “Kalau ada pameran kita juga kasih stan kepada kaum difabel memamerkan produknya. Jadi difabel di Kota Kediri produktif. Di Kota Kediri ini ada penggeraknya bernama Mbak Yuyun. Kita terus dorong dan mereka selalu kita beri akses. Memang ada privilege untuk mereka namun mereka ini tidak mau dimanjakan. Jadi selalu kita beri akses,” jawabnya.(gos)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.