21 April 2025

Get In Touch

Berdiri di Tengah 'Persaingan' Hagia Sophia

Turis dari berbagai negara berada di dalam Hagia Sophia (Dok ABH)
Turis dari berbagai negara berada di dalam Hagia Sophia (Dok ABH)

Status HagiaSophia diubah, dari museum menjadi masjid. Hari ini (Jumat, 24/7/2020),setidaknya untuk mengawalinya, akan digunakan sebagai tempat shalat Jumat.

PresidenTurki Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat (10/7/2020) mengesahkan keputusanpengadilan Turki yang mengubah status salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO,Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.

Keputusanpengadilan Turki itu secara otomatis menganulir keputusan presiden pertamaTurki modern, Mustafa Kemal Ataturk tahun 1934 -yang mengubah status HagiaSophia dari masjid menjadi museum.

Pertanyaannya:mengapa Permerintah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan baru sekarangmemutuskan status tersebut? Padahal, Erdogan telah berkuasa di Turki sejak tahun2002. Ia sudah 18 tahun berkuasa.

Dan, inipenting, Erdogan sebelumnya selalu menolak mengubah status Hagia Sophia darimuseum ke masjid. Tapi kini tiba-tiba Erdogan mendukung perubahan status itu.

Hagia Sophiamulai dibangun tahun 537 M pada era dinasti Bizantium, sebagai Gereja KatedralKatolik Timur alias Ortodoks. Aya Sofia, atau Hagia Sophia kemudian dijadikanmasjid setelah Turki menaklukkan Konstantinopel di tahun 1453 M.

Pengamatpolitik Turki, Ali Bekir, kepada televisi Al Jazeera mengatakan, tindakanErdogan mendukung perubahan status Hagia Sophia tak lepas dari dari motifpemilu. Sesuai jadwal, pemilu parlemen dan Presiden Turki akan dihelat tigamendatang (2023). Sedangkan pilkada -pemilu lokal pada tahun 2024.

MenurutWorldometer, hingga Senin (13/7/2020) kasus positif Covid-19 di Turki mencapai212.993 orang. Sebanyak 5.363 orang di antaranya meninggal dan 194.515 orangdinyatakan sembuh. Turki menjadi episentrum Covid-19 terbesar ketiga di TimurTengah setelah Iran dan Arab Saudi.

Erdogan sekarangsadar betul. Dia sangat menyadari kemerosotan ekonomi Turki, yang sebetulnya sudahmelanda sejak 2018. Saat ini, bahkan semakin limbung akibat pandemi corona.

Akibatmerosotnya ekonomi itu, sebagaimana dilaporkan jurnalis Kompas di Kairo, Mesir, Musthafa Abd Rahman, Partai Keadilan danPembangunan (AKP) pimpinan Erdogan mengalami kekalahan dalam Pilkada (Maret2019), yang meliputi kota-kota besar, seperti Istanbul, Ankara, Antalya, Adana,dan Izmir.

Pukulantelak bagi Erdogan adalah kekalahan di kota Istanbul, Ankara, dan Adana. Disini merupakan kota-kota letak basis AKP. Kota Istanbul dan Ankara dikenalsebagai pusat politik dan perekonomian Turki.

Sementaraitu, nilai strategis kota Adana adalah letaknya berada  di dekat laut Tengah. Dan tak jauh dari itumerupakan daerah pangkalan milter Amerika Serikat, yakni kota Incirlik.

Masihmenurut pengamat, Erdogan dan AKP kini sangat butuh langkah-langkah populisuntuk mendongkrak popularitas. Supaya tidak terulang kekalahan pilkada dikota-kota besar itu.

Maklum,basis pemilih terbesar di Turki saat ini yang menentukan hasil pemilu adalahmassa konservatif. Baik dari kalangan Islam maupun sekuler. Sukses AKP selalumemenangi  pemilu parlemen sejak 2002sampai saat ini efek dukungan dari mereka -massa Islam dan sekuler konservatif.

Mrs. Daria, Tur leader Turki Manaya Indonesia (kiri) bersama penulis berlatar belakang Hagia Sophia, Februari 2019 (Dok ABH)

Erdogan danAKP memainkan isu dengan mengubah status Hagia Sophia, dari museum ke masjid.Ini merupakan senjata ampuh untuk terus mendapat dukungn dari kaum konservatifTurki pada pemilu mendatang.

Perspektifinternasional dan domestik Turki tampak berbeda dalam memberi respon.Perspektif internasional atas isu itu lebih banyak menitikberatkan pada nilaihistoris Hagia Sophia.

Perspektidomestik Turki lebih mengaitkan sebagai bagian Utama dari pertarungan politikuntuk perebutan suara menuju pemilu parlemen 2023. Kecemasan terbesar Erdogandan elite AKP adalah keterpecahan di dalam tubuh AKP akhir-akhir ini. Imbasperpecahan, telah melahirkan dua partai baru di Turki. Partai Masa Depan danPartai Kemajuan dan Demokrasi. Kedua pimpinan partai baru adalah mantan eliteAKP.

Sebagaimanaditulis Kantor Berita Turki Anadolu (Sabtu, 11/7/2020), Erdogan menegaskan,bahwa keputusan tantang status Hagia Sophia merupakan hak dan harapan negaraTurki.

BulanFebruari 2019 saya melancong ke Turki. Ketika mengunjungi museum Hagia Sophiamelihat pemandangan unik. Persis di seberang Hagia Sophia, berdiri bangunanmegah Masjid ‘Blue Mosque’ (masjid Biru). Rancang bangunan antara Hagia Sophiadan Blue Mosque sangat mirip. Karena berada di tengah antara kedua bangunan itu,saya menyaksikan keunikan itu.

Arsitektur Bizantium pada Hagia Sophia memang mengilhami banyak masjid Utsmani, seperti Masjid Biru, Masjid Şehzade (Masjid Pangeran), Masjid Sulaimaniya, Masjid Rustam Pasha, dan Masjid Kılıç Ali Pasha.

HagiaSophia menjadi museum kedua di Turki yang paling banyak dikunjungi. Menarikhampir 3,3 juta wisatawan per tahun.Berdasarkan data yangdikeluarkan oleh Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki, Hagia Sophiamerupakan tempat di Turki yang paling menarik perhatian wisatawan.

Saya merasaberdiri di tengah persaingan Hagia Sophia. Maka, kalau dibuka kesempatanmemilih, saya condong: Hagia Sophia sebaiknya tetap dipertahankan menjadimuseum. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Pak Erdogan.

Mohon maaf, itu pendapat pribadi (Arifin BH, Pemimpin Redaksi Lentera Today)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.