
Surabaya – Pembangunan Pusat Pengelolaan Sampah dan LimbahIndustri Bahan Berbahaya Beracun (PPSLI B3) di Cendoro Dawarblandong Mojokerto ditargetkanawal 2020 sudah mulai tahap pertama. Setidaknya dalam pembangunan tersebut adatiga tahap yang akan dilakukan.
Untuk segera merealisasikan itu, PT Jatim Graha Utama (JGU) BUMDJatim sebagai pengelola proyek PPSLI B3 bekerjasama dengan investor telahmembuat rancangan dan akan segera memulai pembangunan fasilitas PPSLI B3Mojokerto. Rencananya PPSLI akan dibangun diatas lahan seluas 50 hektar yang disiapkanPemprov Jatim.
Direktur Utama PT Jatim Graha Utama (JGU), Mirza Muttaqienmengatakan sesuai jadwal, PT JGU menjanjikan sekitar awal tahun 2020 fasilitas PPSLIB3 sudah bisa beroperasi minimal pada tahap pertama. Yakni Sudah mampu mengolah/mengubahlimbah B3 menjadi bahan padat untuk kebutuhan material atau konstruksi sepertipaving dan sejenisnya.
Pada tahap awal juga ada beberapa yang harus diselesaikanterlebih dulu, yaitu penyelesaian perijinan ke Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan (KLHK) agar bisa memberikan dispensasi pemanfaatan sebagian lahanyang akan digunakan sebagai instalasi pengolahan limbah B3 menjadi Non B3 dandimanfaatkan untuk material pembangunan seperti urugan, paving, dan lainnya.
Sedangkan untuk pembangunan tahap dua akan dilakukan denganmenyelesaikan ijin Amdal untuk 5 hektar dari total luasan 50 hektar yang ada.Diatas lahan tersebut nantinya akan didirikan fasilitas pengelolaan LimbahMedis diantaranya mesin incenerator.
“Untuk tahap ketiga, baru nanti kalau Amdal Ultimate secaratotal sudah beres, kita bisa mulai membangun keseluruhan dari luasan lahan yangdigunakan untuk PPSLI B3,” kata Mirza Muttaqien.
Seiring dengan itu akan terus dilakukan sosialisasi padamasyarakat bahwa sebenarnya limbah B3 bisa dimanfaatkan untuk material bangunandan tidak bahaya lagi. Terlebih jika dalam pengelolaannya cukup bagus dengan netralisirsecara kimia dan memadatkannyaterlebih dahulu sehingga benar-benar aman dantidak membahayakan.
Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan, saat ini di JawaTimur produksi limbah B3 potensinya sudah menembus angka 170 juta ton pertahun.“Namun yang sudah termanage baru 36 persen. Dan untuk sanitary landfill harusdibawa ke fasilitas limbah B3 satu satunya yang ada di Cileungsi Bogor danbiayanya sangat mahal,” jelas Mirza.
Senada, Direktur Operasional PT JGU M Rudiansyah menambahkan,pengelolaan limbah B3 di Mojokerto itu dipastikan cukup aman untuk wargasekitar. Alasannya, jenis tanah liat di lokasi tersebut membuat cairan limbahtidak akan mengalir atau merembes sampai ke rumah warga. Pemerintah juga sudahmelakukan kajian sebelum menentukan lokasi, bahwa disitu memang sangat amanuntuk sebuah Pabrik pengelolaan limbah B3. Inilah yang akan terusdisosialisasikan ke masyarakat, sebab Jatim sudah darurat sampah dan limbah B3sehingga butuh tempat pengelolaan yang memadai. “Kami sebagai BUMD, tentu akanmenjaga agar pabrik ini tidak sampai merugikan masyarakat. Selain itu kita akanbekerja dengan standart tertib administrasi dan tertib secara teknis,” kata Rudi.(ufi)