
Madiun - Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun (Lasdaun) melakukan pelatihan rutin dalam bentuk keterampilan kepada warga binaan untuk menjadi bekal ketika selesai menjalani masa tahanan. Bahkan berbagai produk mereka sudah dipasarkan secara online.
Adapun pelatihan keterampilan yang ada di Lapas Pemuda Kelas IIA yaitu pelatihan mebel (pembuatan meja kursi tamu), pengelasan (pembuatan kursi besi), keterampilan phyrografi (lukisan yang dibakar), handycraft bambu, dan furniture jati belanda.
Kasi Keterampilan Kerja Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun, Irphan Dwi S mengatakan bahwa semua produk hasil karya warga binaan dijual secara online melalui akun tokopedia "GIATJALASDAUN". Lebih lanjut Irphan mengatakan bahwa yang menjadi produk unggulan adalah furniture dengan berbahan jati belanda yang dikombinasikan dengan besi holow.
"Jadi furniture minimalis, bentuknya hexagonal, segitiga, kotak dll. biasanya digunakan untuk rak buku, rak hiasan dinding, rak sepatu," tuturnya.
Karena ketatnya pengawasan yang dilakukan oleh Lasdaun, sehingga setiap pelatihan keterampilan hanya diambil 24 orang dari seluruh warga binaan. 24 warga binaan tersebut dipilih melalui assessment dan penilaian sikap selama masa tahanan. 24 warga binaan hanya memiliki waktu selama satu bulan untuk mendalami pelatihan kerajinan yang diberikan.
"Kebetulan yang terlibat di sini melalui assessment tim pembinaan , sehingga tidak sembarang kita comot karena disini banyak benda tajam. Ganti orang setiap satu bulan, refresh terus. Kita akan seleksi kembali siapa yang akan kita pertahankan. Karena, rencananya jati belanda akan jadi program unggulan Lasdaun," Jelas Irphan (29/07/2020).
Irphan menerangkan, bahwa dipelatihan ini, dasarnya petugas lapas merangkul dan memanusiakan mereka, sehingga timbul kembali rasa percaya warga binaan. Petugas lapas selalu mengingatkan kepada warga binaan untuk berpikir ulang untuk sebelum melakukan pelanggaran.
Dirinya menceritakan bahwa Kalapas Pemuda Kelas IIA Madiun, Marlik Subiyanto memiliki program untuk mempercantik Lapas terutama halaman depan Lapas dengan taman dan kursinya.
"Kalapas memerintahkan ke kami dan kami adakan pelatihan las pembuatan kursi taman tersebut. Kurang lebih selama satu bulan jadi 5 kursi taman dari bahan besi hulu," tuturnya.
Karena terbatasnya modal, saat ini Lasdaun hanya membuat kursi taman jika ada pesanan (sistem pre order). Irphan berharap anggaran kedepan ada peningkatan sesuai usulan kepada Kemenkumham sehingga dapat memaksimalkan kreasi kepada warga binaan. (Ger)