
MALANG (Lenteratoday) – Penurunan debit air di sumber Umbul Sengkaring, Desa Tulungrejo, Kabupaten Malang, berdampak pada 245 hektare sawah di sekitarnya. Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Kabupaten Malang menduga, terdapat 2 faktor penyebab menyusutnya sumber air tersebut. Yakni penggundulan hutan di daerah tangkapan air serta pergeseran patahan bawah tanah.
"Kami sudah melakukan peninjauan lapangan dan mengumpulkan data. Namun, kami masih memerlukan pendalaman lebih lanjut, termasuk melakukan survei geolistrik untuk memahami pola aliran akuifer bawah tanah," ujar Kepala DPUSDA Kabupaten Malang, Farid Habibah. Selasa (29/10/2024).
Dalam situasi ini, Habibah menekankan pentingnya pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi geologis dan hidrologis daerah tersebut. Namun sayangnya, ia mengakui DPUSDA tidak memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan survei yang lebih mendalam, sehingga upaya lanjutan masih terhambat.
"Ini bukan kewenangan di kami lagi, karena kami tidak mampu untuk melakukan identifikasi lanjut. Geolistrik kami tidak ada biaya untuk itu, jadi kami tidak bisa melakukan upaya itu. Kemudian untuk pemetaan di bawah tanah juga kami sulit," katanya.
Lebih lanjut, mengenai kemungkinan penyebab menyusutnya debit air di sumber Umbul Sengkaring, Habibah menjelaskan salah satu faktor yang dicurigai yakni perubahan cekungan air tanah (CAT) yang terjadi di hulu.
"Kami menduga adanya perubahan pola fungsi kawasan hulu, seperti penggundulan lahan dan erosi yang mungkin menyebabkan berkurangnya air yang mengalir ke sumber," ungkapnya. Menurut Habibah, kondisi inilah yang berdampak pada ekosistem dan pertanian di sekitarnya.
Selain itu, Habibah juga mengemukakan kemungkinan adanya perubahan patahan atau disrupsi di sepanjang aliran air bawah tanah. "Ketika ada perubahan kontur, patahan atau mungkin perubahan aliran, itu jelas menyebabkan air tidak bisa naik. Perubahan tekanan walaupun kecil, itu bisa jadi mengubah arah aliran. Itu yang kami tidak bisa prediksikan," jelasnya.
Sebagai langkah awal, menurutnya DPUSDA Kabupaten Malang telah bekerja sama dengan penyelam dari Sabahat Alam Indonesia dan komunitas Impala, untuk melakukan penelusuran di bawah goa sumber air tersebut. "Dari hasil penyelaman ini kami diberikan gambaran deskripsi seperti apa bentuk di bawah, tapi itu hanya satu hole itu saja, tidak konek dengan hole yang lain,"
Di akhir, meskipun tidak berdampak pada pemenuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari warga sekitar. Habibah mengakui, penurunan debit air ini sangat dirasakan oleh para petani di sekitar Umbul Sengkaring.
Menurutnya, untuk sementara ini warga hanya bisa bergantung pada alam, dan menunggu agar musim hujan segera tiba. "Jadi, bagi yang saat ini masih dalam masa tanam, harapannya adalah hujan segera turun. Doanya itu," tukas Habibah. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi