10 April 2025

Get In Touch

Harga Tomat di Kota Malang Naik 60-80 Persen, Pedagang Pasar Klojen Terpaksa Kurangi Stok

Pedagang sayuran di Pasar Klojen, Kota Malang, Rabu (30/11/2024). (Santi/Lenteratoday)
Pedagang sayuran di Pasar Klojen, Kota Malang, Rabu (30/11/2024). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Beberapa pedagang sayuran di Kota Malang mengeluhkan harga komoditas tomat, yang naik atau melambung tinggi dalam sepekan terakhir hingga mencapai 60-80 persen. Kondisi ini memaksa sejumlah pedagang tomat di Pasar Klojen, mengurangi stok dagangan untuk menghindari risiko rugi akibat tomat yang cepat membusuk.

Salah satu edagang sayuran di Pasar Klojen, Ninik menyebutkan biasanya menjual tomat dengan harga Rp 10.000 per kilogram, namun kini harus menaikkannya menjadi Rp 16.000 hingga Rp 18.000 per kilogram.

"Naiknya sekitar 3 harian, kalau harga kulaknya Rp 14.000 an. Harga tomat naik itu biasanya sekitar Desember, akhir tahun itu. Kalau dari pengepul, naik biasanya karena masuk musim hujan, jadi terdampak ke bawang merah, bawang putih, tomat, itu naik," ujar Ninik, Rabu(30/10/2024).

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pedagang pasar Klojen lainnya, Isnaini yang mengaku jika biasanya menyetok tomat sekitar 4 hingga 5 kilogram, tetapi kini hanya berani menyediakan sekitar 3 kilogram saja.

"Pembeli yang biasanya beli 1 kilo, sekarang cuma beli setengah kilo. Jadi ya mau gak mau harus kurangi stoknya, biar tidak rugi," ucap Isnaini.

Ia juga menambahkan jika kondisi ramai pembeli, stok tomat dapat langsung terjual habis dalam sehari. Namun, jika kondisi sepi pembeli, 3 Kg tomat baru bisa habis dalam 2-3 hari.

Terpisah, seorang pemilik warung makan, Rukayah yang kerap berbelanja di Pasar Klojen mengaku harus memutar otak, untuk memenuhi kebutuhan tomat dalam menunya.

"Biasanya, sehari saya beli dua kilo tomat untuk warung. Sekarang hanya berani beli satu kilo saja, karena harganya masih naik," keluhnya.

Menurut Tini, tomat merupakan bahan penting untuk membuat sambal dan bumbu olahan sayur yang menjadi favorit pelanggannya.

"Ya, tomat ini kan buat sambal, jadi harus ada. Tapi kalau harganya mahal begini, mau nggak mau harus disiasati. Kadang saya tambahi cabai atau bawang merah lebih banyak untuk mengurangi pemakaian tomat," jelasnya.

Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan musim hujan menjadi faktor utama kenaikan harga tomat. Menurutnya, kondisi alam ini menyebabkan Pemkot Malang tidak bisa terlalu banyak melakukan intervensi.

Namun, Eko menjelaskan sesuai dengan arahan Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan pihak Pemkot akan mencoba untuk mengoordinasikan pengadaan stok tomat, dengan para petani dan distributor di Malang Raya.

"Jadi perlu kami mendorong mana saja lokasi, distributor ataupun masyarakat di kota Malang ataupun nanti di wilayah Malang Raya yang punya produksi tomat. Harus komunikasi segera, untuk bisa kita beli untuk ketersediaan stok," papar Eko.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.