12 April 2025

Get In Touch

Dinkes Sosialisasi Surveilans Berbasis Masyarakat bagi Kader Kesehatan Se-Kota Batu

Dinkes Sosialisasi Surveilans Berbasis Masyarakat bagi Kader Kesehatan Se-Kota Batu

BATU (Lenteratoday)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mengadakan kegiatan Sosialisasi Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) bagi Kader Kesehatan Se-Kota Batu di The Singhasari Resort Kota Batu pada Rabu (30/10/2024). Sebanyak 72 kader kesehatan dihadirkan guna mencegah penyakit berbasis pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Pemkot Batu dr. Susana Indahwati mengatakan, kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenai hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam melakukan pendataan dan pemantauan secara terus-menerus pada kesehatan masyarakat di lingkungannya.

Para kader kesehatan berasal dari masyarakat sendiri yakni desa atau kelurahan.

"Pesertanya ini adalah kader-kader kesehatan dari seluruh desa dan kelurahan Se-Kota Batu. Jadi perwakilan-perwakilan masing-masing desa ada dua atau tiga orang," kata dr. Susana Indahwati, Rabu (30/10/2024).

Dia menjelaskan, kegiatan ini penting untuk dilakukan sebagai sarana meningkatkan ilmu dan pengetahuan bagi para kader. Seperti, penyakit-penyakit apa saja yang harus diwaspadai yang berpotensi terjadi wabah.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat dengan segera melapor terkait kejadian atau kasus kesehatan di masyarakat yang memungkinan akan menyebabkan wabah bila tidak cepat ditindaklanjuti.

"Contoh misalnya kasus tersangka polio atau tersangka difteri itu harus segera dilaporkan 1 X 24 jam. Jadi jangan sampai terjadi penularan penyakit yang luas sehingga kejadian wabah bisa dicegah," katanya.

Pihaknya jelang memasuki musim hujan atau masa pancaroba saat ini juga mewaspadai beberapa penyakit, seperti demam berdarah, diare dan radang paru-paru yang disebabkan karena batuk.

Para kader dibekali dengan suatu form guna mengamati lingkungan tempat tinggalnya. Apabila ada gejala-gejala yang meliputi 29 penyakit maka harus melaporkan segera kepada petugas kesehatan dalam jangka waktu 1 X 24 jam.

Survei atau pelaporan yang dimaksud seperti adanya penemuan dugaan kasus demam berdarah. Tindak lanjutnya yakni segera melapor petugas kesehatan di wilayahnya bisa dilakukan penanganan lebih lanjut dengan cepat.

Selain itu, juga melakukan pemantauan atau penyelidikan epidemiologi terus penilaian mengenai angka bebas jentik.

"Kalau misalnya ternyata dari hasil penyelidikan epidemiologi ini ditemukan angka bebas jentiknya kurang dari 95 persen berarti kemungkinan terjadinya penambahan kasus demam berdarah di wilayah tersebut menjadi lebih besar. Yang harus dilakukan oleh warga adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," jelasnya.

Para kader kesehatan juga mensosialisasikan pentingnya imunisasi dengan memantau balita di wilayahnya yang belum lengkap imunisasinya.

dr. Susana Indahwati menjelaskan, penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi diantaranya hepatitis pada anak, campak, difteri, pertusis, tetanus dan polio.

"Nah kalau belum lengkap imunisasinya berarti kan potensi untuk terjadi wabah," katanya.(Adv)

Reporter:santi/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.