
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Pengembangan budidaya ikan tentunya juga menghadapi berbagai tantangan, karena itu diperlukan inovasi untuk mengatasinya.
Disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya, Indriati Ritadewi, salah satu inovasi yang dikembangkan adalah sistem bioflok, yaitu sebuah teknologi yang diyakini dapat menjadi solusi tepat untuk mengatasi keterbatasan lahan dan air, menurunnya hasil tangkapan ikan, serta kualitas air yang menurun akibat pencemaran lingkungan.
"Sistem bioflok merupakan alternatif yang efektif dalam budidaya ikan, teknologi ini memungkinkan untuk membudidayakan ikan dengan efisiensi tinggi, bahkan di lahan terbatas sekalipun dengan kualitas air yang tidak ideal," papar Indriati, Sabtu (9/11/2024).
Ia menjelaskan, bakteri yang digunakan akan menguraikan limbah menjadi protein yang kemudian akan dimanfaatkan oleh ikan sebagai pakan tambahan.
Inilah yang membuat sistem bioflok lebih efisien dalam penggunaan pakan dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Selain itu sistem bioflok bekerja dengan memanfaatkan bakteri menguntungkan untuk mengolah limbah organik dalam kolam budidaya.
"Dinas Perikanan Kota Palangka Raya akan terus mendorong penggunaan sistem bioflok untuk pembudidayaan ikan," ucapnya.
Ia melanjutkan, sistem bioflok juga memungkinkan budidaya ikan dengan kepadatan tinggi, sehingga dapat menghasilkan panen yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
Tentunya ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan ikan yang terus meningkat sedangkan hasil tangkapan ikan di laut yang semakin menurun.
"Dengan menerapkan sistem bioflok, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan di Kota Palangka Raya, di sisi lain menjaga kelestarian lingkungan," pungkasnya. (*)
Reporter : Novita | Editor : Lutfiyu Handi