
MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebanyak 50 kali hingga akhir tahun 2024 ini. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"GPM ini mandiri, kami berkoordinasi dengan BI untuk bantuan transportasi operasional. Kemudian untuk supplier dan SDMnya kami minta bantuan dari BUMD Kota Malang Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas), ada juga bantuan dari Idfood, kemudian dari gabungan kelompok tani (Gapoktan)," ujar Kabid Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Elfiatur Roikhah, Senin (11/11/2024).
Melalui program ini, Elfi menambahkan, Pemkot Malang berkomitmen menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat, serta mengantisipasi potensi kenaikan harga yang kerap terjadi di penghujung tahun.
"Rencananya kegiatan GPM mandiri ini akan diadakan sebanyak 20 kali. Sampai dengan Desember 2024 nanti targetnya ada 50 kali GPM. Sudah terlaksana 29, ini ada penambahan 20," jelasnya.
Elfi menyebutkan, beberapa komoditas utama yang akan difokuskan dalam GPM kali ini meliputi beras, minyak goreng, gula, telur ayam, dan daging ayam. Menurutnya, menjelang Nataru biasanya permintaan terhadap bahan pangan tersebut meningkat signifikan.
Ditambah lagi, musim hujan yang sedang berlangsung turut mempengaruhi stabilitas pasokan, terutama untuk komoditas sayur dan beras. "Minyak goreng yang kemasan kalau di pasaran itu harganya Rp 17.000 lebih, di sini kami sediakan Minyakita Rp 15.000 itu sudah harga eceran tertinggi (het). Perbedaan harga per pcs bisa Rp 2000 sampai Rp 3.000," ungkap Elfi.
Sementara itu, Dian Novarina, warga Jalan Vinolia, Kecamatan Lowokwaru, merasakan langsung manfaat GPM yang digelar di wilayahnya ini. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli beberapa bahan pokok dengan harga jauh lebih murah dibanding harga pasaran.
"Saya beli minyak goreng Minyakita dua dus dan beras ukuran 5 kg sebanyak delapan paket. Bedanya jauh, di pasaran beras reguler bisa sampai Rp71-74 ribu, tapi di sini harganya Rp67 ribu,” ujarnya.
Dian juga mengungkapkan, lonjakan harga pangan di akhir tahun sangat berdampak pada pengeluaran sehari-hari. Program GPM ini diharapkannya dapat berlangsung secara rutin untuk meringankan beban masyarakat.
"Pinginnya ya kalau bisa seperti ini diadakan sebulan sekali. Beli banyak ini juga ada titipan dari tetangga, kan sayang kalau ada yang harganya murah seperti ini tapi gak dimanfaatkan. Mereka banyak yang nitip soalnya kan sekarang hari kerja," tukasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi