
SURABAYA (Lenteratoday) - Petra Christian University (PCU) melalui Departemen Mata Kuliah Umum (DMU) menggelar Proyek Kebangsaan Nasional bertema tema “Transforming Society Menyongsong Indonesia Maju”.
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi, mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan, hingga peserta internasional.
Ketua DMU PCU Dr. Linda Bustan, S.Th., M.Div., mengatakan, proyek kebangsaan ini terbagi menjadi dua kegiatan yaitu Service-Learning dan Proyek Kebangsaan Nasional.
Kegiatan Service-Learning melibatkan 1.161 mahasiswa, dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang lebih mendalam pada generasi muda.
Sementara itu, puncak acara dimeriahkan dengan beragam kegiatan, mulai dari lomba debat, workshop, showcase/pameran, call for paper hingga historical site field trip pada 21-23 November 2024.
"Untuk proyek Kebangsaan ini memberikan ruang partisipasi aktif mahasiswa dalam tindakan konkrit melalui metode pembelajaran Service-Learning dalam Mata Kuliah Kebangsaan. Untuk puncak acaranya digelar selama tiga hari berturut-turut mulai 21-23 November 2024 berlangsung di Gedung Q," ucapnya, Jumat (15/11/2024).
Ia menjelaskan, dalam kegiatan service learning, mahasiswa terjun langsung mengajar ke 163 kelas di 25 Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kota Surabaya, Gresik, dan Madura.
Kegiatan Service-Learning merupakan metode pembelajaran Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Selama empat hari (8-9/11 dan 15-16/11) para mahasiswa (1.161) terbagi menjadi 163 kelompok. Setiap kelompok memiliki satu kali kesempatan mengajar di satu sekolah dengan waktu kurang lebih satu jam lamanya.
“Para mahasiswa mengajarkan kepada siswa SD kelas 1-6 tentang keberagaman dan anti-intoleransi. Menggunakan Google Earth, kartu permainan Berani-Jujur dan kuis, pengajaran dilakukan secara fun,” jelasnya.
Ia menyebut, jika kegiatan ini memiliki tantangan yang sangat kompleks. Salah satunya adalah kesulitan mengatur jadwal para mahasiswa yang berbeda-beda.
"Mereka juga belum terbiasa atau masih asing, karena mahasiswa yang terlibat berasal dari suku dan agama yang beragam. Maka dari itu, terdapat pembekalan sebagai persiapan sekaligus simulasi sebelum para mahasiswa terjun ke lapangan untuk mengajar," sebutnya.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkam critical thinking para mahasiswa terasah dengan melihat permasalahan bangsa, hingga mahasiswa bisa menemukan solusi berdasarkan konteks generasi mereka. “Jadi kegiatan ini dapat menjadi bagian dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045,” pungkasnya. (*)
Reporter: Amanah | Editor : Lutfiyu Handi