7 BUMN Jumbo Gabung Danantara, Bulog Cs Dicaplok Kementan
PERUSAHAAN negara yang berada di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menyusut. Mau dibawa kemana nasibnya? Bila dulu mencapai 114 perusahaan pelat merah, setahun terakhir menjadi 47. Ke depan Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan tersisa 30-an saja. Meski belum terang benderang, tapi beberapa skema mulai tampak di jalankan pemerintah. Strategi merger masih akan dikakukan oleh Erick. Tujuh BUMN Karya akan diringkas menjadi tiga. Pertama, melebur PT Waskita Karya Tbk dengan PT Hutama Karya alias HK. Kedua, PT Nindya Karya disatukan dengan PT Brantas Abipraya dan PT Adhi Karya Tbk. Sedangkan merger ketiga, yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). Langkah lain adalah munculnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), cikal bakal superholding perusahaan negara besutan Presiden Prabowo yang dikabarkan akan mengkonsolidasikan 7 BUMN jumbo. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan holding BUMN pertambangan Indonesia, MIND ID. Kejutan terbaru datang dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang berkeinginan mencaplok mengusulkan Pupuk Indonesia dan Perum Bulog. Bukan rahasia, Indonesia memiliki jejak panjang terkait BUMN merugi dan mati suri. Akankah ini menjadi langkah strategis atau sekadar hindari tumpukan masalah? BACA BERITA LENGKAP, KLIK DI SINI https://cdn.lentera.co/c/newscenter/lenteratoday/2024/11/20112024.pdf
[3d-flip-book id="205303" ][/3d-flip-book]