
Blitar - Program Gerakan Memakai Masker (Gemmas) yang digelar Pemkot Blitar dengan mengerahkan ribuan massa di Alun-Alun Kota Blitar, pada Jumat (7/8/2020) ditolak IDI Kota Blitar. Dengan alasan potensi adanya penularan Virus Corona (Covid-19) melalui udara (air borne), dengan adanya pengumpulan ribuan massa tersebut.
Sesuai rencana kegiatan tersebut digelar serentak oleh pusat, provinsi dan daerah dalam gerakan Jatim Bermasker. Dikemas dalam kegiatan senam bersama, serta disiarkan secara daring (online).
Mendapat informasi akan digelarnya kegiatan yang mengumpulkan massa 2.000 orang tersebut, IDI Kota Blitar merespon dengan menyatakan keberatan atau menolak. "Karena penularan melalui udara (airborne) belum bisa disingkirkan, sehingga menimbulkan resiko peningkatkan kasus Covid-19 di Kota Blitar," tutur Ketua IDI Kota Blitar, dr Mafrurrochim Hasyim.
Keberatan IDI Kota Blitar ini tertuang dalam surat No 169/PC.IDI Kota Blitar/VIII/2020, yang ditujukan kepada Walikota Blitar. Dijelaskan juga oleh dr Hasyim mohon diperhatikan resiko, yang akan jadi beban berat masyarakat dan tenaga medis di Kota Blitat.
"Agar kegiatan tersebut dilaksanakan tanpa melibatkan kerumunan banyak orang, yang beresiko terjadi penularan penyakit melalui udara. Serta sulitnya mengontrol protokol kesehatan, dalam kerumunan massa jumlah besar," jelas dokter yang juga menjabat Direktur RSI Syuhada Haji Kota Blitar ini.
Selain itu, IDI memberikan contoh dengan merubah pendekatan saat melakukan Gerakan 15.000 Masker, yang dibagikan dengan mendatangi sasaran pada beberapa waktu lalu.
Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, dr M Muchlis ketika dikonfirmasi membenarkan adanya rencana kegiatan Gemmas, yang di Jawa Timur dikemas Gerakan Jatim Bermasker. "Awalnya memang akan mengumpulkan sekitar 2.000 orang, untuk senam bersama di alun-alun," kata dr Muchlis.
Namun setelah ada masukan dari teman-teman IDI Kota Blitar, dilakukan pembahasan oleh pihak terkait dengan Sekkota dan dilakukan perubahan. "Yakni membatasi peserta yang datang seminimal mungkin di bawah 500 orang, serta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat," paparnya.
Adapun masukan yang disampaikan dr Muchlis dalam rapat tersebut, peserta senam yang datang dalam kondisi sehat (tidak demam, batuk dan pilek), berusia dibawah 50 tahun dan wajib menerapkan protokol kesehatan. "Yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak minimal 1 meter," ungkap dr Muchlis.
Ditambahkan dr Muchlis dengan adanya perubahan ini, diharapkan tujuan dari kegiatan Jatim Bermasker untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan masker bisa tercapai. "Guna mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Blitar, yang kini kondisinya sudah terkendali," imbuhnya. (ais)